Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Berita

VIDEO - WHO Serukan Seluruh Negara untuk Hentikan Suntikan Booster Vaksin Covid-19

Penghentian itu terjadi akibat adanya kesenjangan antara tingkat vaksinasi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan negara berpenghasilan rendah.

Editor: jefri irwan

TRIBUNPEKANBARU.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serukan seluruh negara untuk menghentikan suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19.

Penyuntikan setidaknya dapat dihentikan hingga akhir September.

Hal itu dimaksudkan agar dapat memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara divaksinasi.

Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan oleh Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (4/8/2021).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta seluruh negara untuk menghentikan suntikan booster vaskin Covid-19 hingga setidaknya akhir September.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta seluruh negara untuk menghentikan suntikan booster vaskin Covid-19 hingga setidaknya akhir September. (VOA)

Penghentian itu terjadi akibat adanya kesenjangan antara tingkat vaksinasi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan negara-negara berpenghasilan rendah, yang semakin melebar.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedualinnya terhadap negara-negara yang terdampak.

"Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta," kata Tedros

Menurutnya, negara berpenghasilan tinggi memberikan sekitar 50 dosis untuk setiap 100 orang pada bulan Mei.

Sedangkan negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang, karena kurangnya pasokan.

Baca juga: Kacau, Gara-gara Informasi Tak Dapat Bantuan, Ribuan Warga Penuhi Lokasi Vaksin, Ternyata. . .

Baca juga: VIDEO: Ayah Dinar Candy Syok Hingga Jatuh Sakit Mendengar Putrinya Jadi Tersangka Kasus Asusila

Pihaknya menyebut membutuhkan pembalikan yang mendesak.

Yakni dari sebagian besar vaksin yang masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke negara berpenghasilan rendah.

"Kami membutuhkan pembalikan yang mendesak, dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah," kata Tedros.

Beberapa negara disebut telah menimbang kebutuhan dosis.

Seruan untuk menghentikan booster vaksin Covid-19 ini benar-benar ditekankan oleh organisasi PBB itu. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved