Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kabur ke Luar Negeri dengan Mobil Berisi Penuh Uang Tunai
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur ke luar negeri bersama sejumlah mobil berisikan penuh uang tunai.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur ke luar negeri bersama sejumlah mobil berisikan penuh uang tunai.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur pada Hari minggu (15/8/2021) ke Tajikistan setelah gerilyawan Taliban memasuki ibu kota Afghanistan tanpa perlawanan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang mengundurkan diri untuk mencegah kekerasan lebih lanjut di negaranya.
Ashraf Ghani melarikan diri dari Kabul dikawal dengan mobil-mobil berisi uang tunai, kata juru bicara Kedutaan Besar Rusia kepada Sputnik, Senin (16/8/2021).
Dia berbicara setelah perwakilan khusus presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov mengatakan kepada wartawan bahwa perebutan Kabul tidak terduga, dan bahwa Rusia dan negara-negara lain telah melebih-lebihkan Angkatan Bersenjata Afghanistan.
Dilansir dari Sputniknews, Diplomat itu menekankan bahwa Moskow tidak akan membuat keputusan tergesa-gesa mengenai pengakuan pemerintah baru Afghanistan.
Ia menambahkan bahwa penghapusan Taliban dari daftar organisasi teroris tidak mungkin dilakukan pada tahap ini.
Menurut Kabulov, terserah kepada Dewan Keamanan PBB untuk memulai prosedur yang relevan.
Taliban memasuki Kabul tanpa perlawanan pada hari Minggu, dengan Presiden Ghani melarikan diri dari negara itu tak lama kemudian.
Dia menjelaskan bahwa dia melakukannya untuk menghindari pertumpahan darah, juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Menurut Ghani, kelompok militan mungkin telah memenangkan "persidangan pedang dan senjata", tetapi belum memenangkan hati rakyat Afghanistan.
"Tidak pernah dalam sejarah kekuatan mentah memberikan legitimasi kepada siapa pun dan tidak akan pernah. (Taliban) sekarang menghadapi ujian bersejarah baru, apakah mereka akan melindungi nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain", bantah Ghani dalam sebuah posting yang diterbitkan di halaman Facebook miliknya.
