Rakyat Afganistan Marah, Presiden Ashraf Ghani Kabur Tinggalkan Jutaan Warga di Bawah Bayang Taliban
Saat Rakyatnya butuh perlindungan, Presiden Afganistan malah memilih kabur karena ahu Taliban akan menguasai wilayah Kabul. Ia dinilai bikin Aib
Warisan Ghani
Tentang warisan Ghani, mantan pejabat NSC, mengatakan, “Dia menyebabkan kekacauan di kawasan itu, memecah belah rakyat, menciptakan permusuhan di antara kelompok-kelompok etnis dan merusak demokrasi.”
Kedua kemenangan pemilihan Ghani pada 2014 dan 2019, diliputi kontroversi dan tuduhan penipuan yang membutuhkan penyelesaian dengan saingan utamanya, Abdullah.
Seorang aktivis hak-hak perempuan mengatakan bahwa Ghani, dan kepergiannya, seharusnya tidak menjadi fokus ke depan.
“Ghani telah pergi, tetapi 30 juta orang Afghanistan tetap ada.”
Dia mengatakan apa pun yang mungkin atau mungkin tidak dilakukan Ghani, tanggung jawab sekarang ada pada Taliban, untuk menunjukkan bahwa mereka telah mengubah aturan ketat mereka.
“Perempuan dan laki-laki di negara ini layak mendapatkan kehidupan yang bermartabat,” katanya menyoroti Taliban, yang kemungkinan akan memiliki beberapa peran dalam pemerintahan Afghanistan di masa depan.
“Mereka harus membuktikan ke-Aghanian dengan menunjukkan bahwa mereka akan menawarkan kita sesuatu yang berbeda dari masa lalu,” katanya melansir Al Jazeera
Baca juga: Siapa Osama Bin Laden? Apa Hubungannya dengan Taliban? Hancurkan World Trade Center Tahun 2001
Selama pemerintahannya dari 1996 hingga 2001, Taliban memberlakukan pembatasan keras.
Wanita (dengan pengecualian dokter) tidak diizinkan untuk bekerja atau belajar. Pria juga memiliki pakaian khusus, dan bagian lain dari kehidupan pribadi mereka dipantau ketat.
Seorang mantan duta besar berkata, “Sejarah tidak akan mengingatnya (Ghani) dengan baik.”
Kritik mantan duta besar tampaknya menggemakan kata-kata Abdullah tentang situasi bangsa yang tidak menentu saat ini, dan peran Ghani sendiri dalam menciptakannya.
“Sebagai presiden, dia melihat tulisan di dinding selama beberapa waktu. Dia bisa mengatur transisi politik yang tertib dan damai sebelum meninggalkan negara itu. (tapi) Dia tidak (melakukannya),” kata mantan duta besar itu.
Salah satu kritik paling keras atas kepergian Ghani datang dari mantan kepala intelijen, Rahmatullah Nabil. Nabil, yang melawan Ghani dan Abdullah dalam jajak pendapat 2019, mengkritik Presiden yang kabur itu di Twitter.
"Selama tujuh tahun ini, terbukti kepada semua orang bahwa apa pun yang dia (Ghani) katakan kepada orang-orang, dia selalu melakukan yang sebaliknya!"
Sumber Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pengungsi-afghanistan.jpg)