Pasukan Elite yang Dibanggakan Afganistan Ternyata Pernah Dibikin tak Berdaya oleh Taliban
Pasukan elit yang dibanggakan Afganistan ternyata pernah dibikin tak berdaya oleh Taliban. Padahal dipersenjatai senjata canggih dari Amerika Serikat
TRIBUNPEKANBARU.COM- Afganistan mulai melawan. Mereka menerjukan pasukan elite yang diklaim sebagai pasukan yang membiliki kelebihan bertempur.
Jumlah mereka disebut banyak dan warga banyak pula yang akan bergabung.
Hanya saja, pasukan elit ini baru muncul setelah Taliban menguasai wilayah Afganistan.
Padahal seharusnya pasukan elit ini muncul dan melakukan perlawanan saat Taliban merangsek masuk ke wilayah Afganistan.
Kini pasukan elite muncul dan berusaha untuk melakukan perlawanan.
Baca juga: Berisi Veteren Perang, Inilah Pasukan Elit Afganistan yang akan Menumpas Taliban, Segini Jumlahnya
Baca juga: Taliban Kian Ganas,Nyawa Jurnalis dan Keluarga Terancam,Ada yang Ditembak Mati,Apa Lagi Tindakannya?
Pasukan elit ini ternyata pernah punya sejarah yang kacau ketika menghadapi Taliban.
Mereka pernah luluh lantak ketika berperang menghadapi Taliban.

Padahal mereka sudah dipersenjatai senjata yang elit dari Amerika serikat.
Namun yang terjadi mereka malah terdesak dan memilih mundur.
Pada Juni, 22 komando elite itu dieksekusi secara brutal setelah kehabisan peluru saat melawan mereka di Dawlat Abad.
Unit khusus yang diterjunkan di sana kewalahan menghadapi Taliban, karena mereka terperangkap dan tak bisa mendapat bantuan udara hingga pasokan logistik.
Meski sudah dipersenjatai persenjataan terbaik dari AS, banyak dari mereka yang tumbang atau memutuskan melarikan diri.
Selain unit elite, tentara reguler yang menolak bergabung dengan Taliban dilaporkan juga bersama kelompok perlawanan.
Mereka tergabung di bawah Aliansi Utara, yang terus memerangi Taliban ketika berkuasa pada 1996 sampai 2001 silam.
Kini pasukan elite Afghanistan menegaskan, mereka berjanji akan menumpas habis Taliban di tengah persiapan untuk melawan kembali.
Pernyataan itu muncul setelah pemerintahan yang tersisa menghimpun kekuatan di Lembah Panjshir, sekitar 128 km dari Kabul.
Panjshir adalah satu-satunya tempat yang belum dikuasai pemberontak, setelah mereka merebut ibu kota akhir pekan lalu.
Adalah Wakil Presiden Amirullah Saleh yang menyerukan konsentrasi pasukan di Panjshir, setelah mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin sah.
Baca juga: Taliban Semakin Menggnas, Ibu-ibu Di Afghanistan Serahkan Bayi Ke Pasukas AS Yang Akan Terbang
Saleh menggantikan Presiden Ashraf Ghani yang mencari perlindungan di Uni Emirat Arab setelah Taliban menguasai Kabul.
"Bergabunglah bersama kelompok perlawanan. Saya tidak akan pernah, sama sekali tunduk kepada teroris Taliban," tegasnya di Twitter.
Bergabung bersama Saleh adalah Ahmad Massoud, putra Ahmed Shah Massoud, pemimpin milisi Aliansi Utara yang dibunuh Taliban di 2001.
Selain milisi lokal dan warga yang berniat melawan pemberontak, aliansi gerilya itu diperkuat juga sisa-sisa pasukan khusus Afghanistan.
Mereka dilatih oleh tentara Barat, termasuk di antaranya SAS Inggris, sehingga dijuluki terbaik dari yang terbaik.
"Jumlah kami ribuan dan masih banyak yang akan datang. Kami juga mendapat dukungan warga lokal," kata sumber kepada The Sun.
Sumber itu mengeklaim, kelompok itu berisikan veteran yang sudah bertempur melawan pemberontak 20 tahun terakhir, dan paham setiap jengkal tanah di Afghanistan.
Baca juga: Terungkap Kekuatan Taliban, Pernah bikin Rusia tak Berdaya, Pulang Kampung karena Kalah Perang
"Saya tidak akan mati sebelum menghancurkan mereka. Kami akan berjuang hingga peluru terakhir," tegas sumber tersebut.
Hanya saja selain dipukul mundur, banyak dari anggota elite tempur pemerintah yang bersembunyi karena khawatir menjadi korban pembalasan dendam pemberontak.
Tribunpekanbaru.com