Kasus Covid-19 di Kuansing Mulai Turun, Satgas Riau Ingatkan Bahaya Badai Sitokin
Kasus covid-19 di Kuansing mulai mengalami penurunan. Inj bisa dikihat dari kasus baru setiap harinya.
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - Kasus covid-19 di Kuansing mulai mengalami penurunan. Inj bisa dikihat dari kasus baru setiap harinya.
Pada Minggu (22/8/2021), Kuansing sendiri mencatatkan penambahan 21 kasus baru. Sehari sebelumnya, Sabtu (21/8/2021) ada 41 kasus baru.
Pada Jumat (20/8/2021), Kuansing mencatatkan penambahan 18 kasus baru. Sehari sebelumnya, Kamis (19/8/2021), terdapat 23 kasus baru.
"Ada penurunan. Tapi harus waspada," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kuansing, Agusmandar pada Tribunpekanbaru.com, Senin (23/8/2021).
Riau sendiri secara keseluruhan mengalami penurunan kasus covid-19.
Hingga Minggu (22/8/2021), total kasus covid-19 di Kuansing sebanyak 5.303 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.889 pasien dinyatakan sembuh dan 140 pasien meninggal dunia.
Kasus aktif sendiri sebanyak 274. Terdiri dari 246 pasien isolasi mandiri dan 28 pasien dirawat di rumah sakit.
Satgas pun terus meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas dan interaksi.
Selain itu, tim Yustisi Pemkan Kuansing juga terus razia pelanggar prokes dan yang tidak menaati aturan PPKM level III - yang sudah diterapkan Kuansing sejak awal Agustus.
Bagi pelanggar prokes, swab ditempat diberlakukan. Baik itu pelaku usaha maupun pembeli / pengunjung.
Tim Yustusi juga mejyekat sejumlah ruas jalan di kota Teluk Kuantan setiap malamnya. Penyekatan dilakukan untuk mengutangi mobilitas warga.
Waspadai Badai Sitokin
Badai sitokin patut diwaspadai bagi pasien Covid-19, karena menurut Satgas Riau badai sitokin menyebabkan banyak pasien Covid-19 meninggal dunia.
Badai sitokin ramai diperbincangkan banyak orang. Badai sitokin muncul berawal dari pengakuan selebriti Deddy Corbuzier yang mengaku mengalami badai sitokin saat terpapar Covid-19.
Deddy mengaku tidak menyangka, meski telah menjalani pola hidup sehat, dia tetap bisa terinfeksi virus corona bahkan mengalami badai sitokin.
Lalu bagaimana dengan di Riau?
Juru bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yovi, Senin (23/8/2021) menegaskan, badai sitokin bukan hal yang baru.
Di Riau badai sitokin sudah lama ditemukan dan dialami oleh pasien Covid-19.
Bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia akibat tidak bisa bertahan dengan badai sitokin ini.
"Pasien Covid-19 meninggal dunia di Riau banyak akibat badai sitokin, untuk itu masyarakat perlu waspada," kata dr Yovi.
Dijelaskan dr Yovi, memang tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia.
Karena kematian akibat badai sitokin tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.
"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk," jelasnya.
" Jadi pasien Covid-19 yang isolasi di rumah jika sudah mulai merasa nafasnya sesak, saturasi di bawah 93, frekuensi nafas 22 kali per menit, jika sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat ke rumah sakit," ujarnya.
Yovi mengingatkan pasien Covid-19 terutama yang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mewaspadai badai sitokin.
Meskipun badai sitokin telah lama ditemukan di Riau, namun belakangan ini badai ini baru menjadi perbincangan masyarakat.
Seperti diketahui, badai sitokin merupakan satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19.
Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif, bila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.
Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi.
Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/swab-di-tempat-kuansing.jpg)