Terkuak Fakta Baru Soal Lurah yang Berdarah-darah dan Minta Tolong ke Jokowi, Korban Berbohong?
Lurah Asuhan, Walmaria Zalukhu ini meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda Julianto Situmorang.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Lagi viral di Medan, Seorang lurah perempuan di Siantar berdarah-darah dihantam oknum Babinsa TNI.
Lurah Asuhan, Walmaria Zalukhu ini meminta perhatian dari Pangdam I/Bukit Barisan dan Gubernur Sumatera Utara.
Tidak hanya itu, Walmaria Zalukhu juga meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda Julianto Situmorang.
Berikut update berita terkait Lurah Asuhan yang berdarah-darah.
Kasus penganiayaan lurah perempuan di Siantar oleh oknum Babinsa TNI Serda JS kini ditangani Denpom I/Siantar.
Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung mengatakan, bahwa benar Serda JS memukul Lurah Asuhan Walmaria Zalukhu hingga berdarah-darah.
Untuk mengungkap fakta sebenarnya kejadian ini, www.tribun-medan.com ( grup Tribunpekanbaru.com ) mewawancarai sejumlah pihak, termasuk relawan Satgas Covid-19 Kelurahan Asuhan.
Dari pengakuan Tumpal Situmorang, relawan Satgas Covid-19 Kelurahan Asuhan, mereka tidak ada menggelar razia operasi yustisi di Kelurahan Asuhan, sebagaimana keterangan Walmaria Zalukhu.
Katanya, mereka melakukan razia di tempat lain.
Meski merazia lokasi lain yang bukan berada di area permukiman Walmaria Zalukhu, namun mereka sempat memantau kediaman Serda JS.
Kebetulan, rumah Serda JS dengan rumah Walmaria Zalukhu hanya berjarak satu rumah saja.
Di rumah Serda JS, yang turut dijadikan warung kelontong, tidak ada keramaian, sebagaimana unggahan Walmaria Zalukhu di akun Facebooknya.
"Jam tujuh malam (19.00 WIB) kami melapor (pada Walmaria Zalukhu). Kami lapor kondisi warungnya (Serda JS) biasa aja, enggak ada keramaian," kata Tumpal, Senin (23/8/2021).
Setelah menerima laporan dari Tumpal, Walmaria Zalukhu langsung menuju kantor kecamatan.
Tumpal pun heran, kenapa antara Walmaria Zalukhu dan Serda JS bisa terlibat cekcok.
Padahal keduanya bertetangga dan selama ini baik-baik saja.
"Gara-gara apa masalahnya, kami enggak tahu. Selama ini bagus-bagus saja hubungannya," kata Tumpal.
Hanya saja, lanjut Tumpal, antara Walmaria Zalukhu dengan Serda JS sama-sama membuka warung kelontong.
Apakah persoalan saingan bisnis warung kelontong jadi penyebabnya, Tumpal tidak bisa memastikannya.
Dia tidak berani menduga-duga soal motif percekcokan ini.
"Sama sama berdagang sayur mereka ini. Suami Bu Lurah berdagang (keliling). Kita enggak tahu, kata warga enggak ada masalah mereka di situ," kata lelaki yang menjabat sebagai Kepala Lingkungan di Kelurahan Asuhan ini.
Menurut Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung, Walmaria Zalukhu saat ini masih dimintai keterangannya di Denpom I/Siantar.
"Untuk informasi awal yang saya terima dari Kapolsek, mereka memang mengadakan operasi yustisi malam tadi, tapi lokasinya di Tomuan, bukan di Kelurahan Asuhan. Jadi masih dibutuhkan keterangan yang bersangkutan," kata Sondang, Senin (23/8/2021)
Sondang juga menyinggung soal kedai kelontong yang disebutkan Walmaria Zalukhu dalam Facebook-nya.
"Kelontong itu kan jualan sembako, bukan sektor usaha yang ditertibkan dalam PPKM. Makanya kita masih butuh keterangan lanjutan. Informasi selanjutnya akan kita sampaikan," kata Sondang.
Dalam laman Facebooknya, Walmaria Zalukhu sampai-sampai meminta tolong pada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa.
Dia juga meminta perhatian dari Pangdam I/Bukit Barisan dan Gubernur Sumatera Utara.
Bahkan, Walmaria Zalukhu meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda JS.
Kendati mengaku dianiaya karena melakukan penertiban, namun duduk perkara ini masih samar-samar.
Sebab, sebagaimana penuturan Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung, operasi yustisi tidak dilakukan di wilayah Kelurahan Asuhan, melainkan di wilayah lain.
Terkait hal ini, berikut unggahan status Walmaria Zalukhu di akun Facebook pribadinya soal kronologis kejadian versi korban.
Walmaria menyebut anggota Babinsa Serda JS seharusnya bekerja di wilayah Pahae Julu, Kabupaten Taput.
"Dimana oknum tersebut merasa keberatan dengan adanya operasi YUSTISI (operasi yg melibatkan personil gabungan TNI Polri dan stakeholder lainnya) serta penerapan PPKM LEVEL 4 tepatnya pada hari Minggu, 22 Agustus, Pukul 23.00 Wib," tulis Walmaria dari Facebook-nya.
Tulisan Walmaria selanjutnya mengatakan Petugas Satgas mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan penerapan PPKM Level 4 karena JS memiliki warung kelontong di rumahnya.
"Merasa tidak senang dan bertindak arogan serta menganiaya saya (Lurah Asuhan) yg mengakibatkan mengucurnya darah segar dari hidung dan mulut saya. Dengan kejadian tsb. saya merasa trauma. Saya mohon keadilan atas kejadian yg menimpa saya," kata Walmaria.