Tingkatkan Kesejahteraan Petani, KBI Terus Berinovasi Untuk Resi Gudang
Sistem Resi Gudang sangat membantu untuk mendongkrak meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi yang bergerak di sektor komoditas
Penulis: Rino Syahril | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sistem Resi Gudang sangat membantu untuk mendongkrak meningkatkan kesejahteraan petani, petambak, nelayan, peternak, dan pelaku usaha mikro kecil, terutama yang bergerak di sektor komoditas.
Bahkan hal itu juga sudah dirasakan langsung oleh para petani.
Dimana Resi Gudang itu adalah dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di suatu gudang terdaftar secara khusus yang diterbitkan oleh pengelola gudang itu.
Makanya pemanfaatan Resi Gudang juga dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di daerah, yang juga akan berkontribusi terhadap pemulihan perekonomian nasional.
Apalagi komoditas yang disimpan di Resi Gudang dapat digunakan sebagai agunan karena resi itu dijamin oleh komoditas tertentu yang berada dalam pengawasan gudang yang terakreditasi.
Menurut penuturan, petani Grobogan, Jawa Tengah, Nur Sholikhin (45) seperti yang dikutip dari Kompas.com mengatakan,
sebelum adanya sistem resi gudang, Dirinya mengaku selalu menjual hasil panen ke pasaran. Meskipun harga jatuh, ia terpaksa menjual untuk modal bertanam selanjutnya.
"Sekarang tidak susah lagi. Meskipun saat panen harga anjlok, saya tidak langsung menjual. Gabah bisa saya simpan dulu di gudang yang menerapkan sistem resi gudang. Nanti, kalau harga sudah stabil, baru saya jual," katanya.
Apalagi tambah Sholikhin, sambil menunggu harga stabil, gabah yang disimpan dengan mekanisme resi gudang itu bisa dijaminkan ke Bank Jateng.
"Dengan jaminan itu, say tak repot saat musim tanam tiba. Sudah empat kali saya jaminkan resi gudang saya. Dapatnya lumayan, maksimal Rp 75 juta dan bisa digunakan tanam lagi. Nanti, setelah harga stabil, baru gabah dijual. Saya pernah untung Rp 10 juta dengan program ini," ucapnya.
Hal senada disampaikan petani lainnya, Nur Rodi (60).
Ia menerangkan, sistem resi gudang sama seperti pegadaian, yakni petani menjaminkan gabahnya ke bank untuk mendapatkan modal.
Sementara itu, untuk jaminannya adalah resi gudang yang diterbitkan.
"Keuntungannya, kami jual tunda kalau harga murah. Dengan menunda penjualan, kami tetap dapat modal tanam dengan resi gudang yang ada. Nanti setelah harga stabil, baru dijual dan kami tetap tidak merugi," ucapnya.
Lebih lanjut, Nur mengatakan, sudah ada 800 petani di gabungan kelompok tani (Gapoktan) miliknya yang mengikuti program resi gudang.
"Saat ini sudah ada 100 ton gabah kering yang kami simpan di gudang sistem resi gudang Grobogan. Jadi bisa meminimalisir kerugian, karena kami tidak buru-buru menjual. Sistem ini memang menguntungkan," ungkap Nur
Untuk membantu dan meningkatkan perekonomian petani dan pelaku komoditas lainnya PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang merupakan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan Resi Gudang ditanah air.
Semester I tahun 2001 saja, BUMN yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang ini mencatat, sepanjang semester I tahun 2021 jumlah Resi Gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG.
Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 49 % dibandingkan selama periode yang sama di tahun 2020, dimana Resi Gudang yang diregistrasi mencapai 154 RG.
Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 10 Komoditas.
Sedangkan diperiode yang sama di tahun 2020, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 6 Komoditas.
Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021 total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kg, atau meningkat sebesar 44 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 dimana tercatat sebanyak 3.823.248 Kg.
Sedangkan dari sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021 total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,995 Miliar, meningkat 124 % dibandingkan semester I 2020 dimana nilai barang yang diresigundangkan mencapai Rp. 76,186 Miliar.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan, meningkatnya pemanfaatan Resi Gudang sepanjang semester I 2020 ini menunjukkan bahwa petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrument ini.
"Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah Resi Gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9.593.717 kg senilai Rp 200,784 Miliar. Resi Gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia. Tantangannya adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas," ujar Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis tertulisnya, Rabu (25/8)
Oleh karena itulah sebagai instrument untuk menjaga stabilitas harga tambah Fajar, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas.
Selain itu, dengan memanfaatkan RG petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan.
"Kuncinya adalah bagaimana sosialisasi dan edukasi dapat dilakukan secara baik dan terus menerus. Untuk itu, kami bersama dengan pemangku kepentinan lain di sektor resi gudang, terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat Resi Gudang kepada masyarakat, baik itu petani, pemilik komoditas maupun para pengelola gudang," ucap Fajar Wibhiyadi.
Terkait pemanfaatan Resi Gudang, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi Beras, Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet, Garam, Lada, Pala, Ikan, Bawang Merah, Rotan, Kopra, Teh, Rumput Laut, Gambir, Timah, Gula Putih Kristal, Kedelai serta Ayam Karkas Beku.
“Kami proyeksikan, pemanfaatan Resi Gudang sampai dengan akhir tahun 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020. Berbagai upaya kami jalankan untuk mendorong pemanfaatan resi gudang ini, termasuk juga memperluas wilayah sosialisasi ke berbagai daerah khususnya ke sentra-sentra komoditas unggulan. Selain edukasi dan literasi, kami sebagai Pusat registrasi resi gudang juga terus mengembangkan system dan aplikasi registrasi," ungkap Fajar.
Terakhir KBI telah memperbarui aplikasi registrasi resi gudang, yaitu IsWare NextGen. Dengan aplikasi yang menggunakan teknologi block chain dan smart contract ini, petani dan pemilik komoditas akan diberikan kemudahan serta keamanan dalam melakukan registrasi.
Bahkan untuk terus menumbuhkan Sistem Resi Gudang PT KBI terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Baru-baru ini saja PT KBI menjalin kerjasama dengan APRINDO.
Dimana gudang-gudang yang dimiliki oleh para anggota APRINDO kedepan diharapkan bisa menjadi gudang SRG, sehingga bisa menjangkau daerah-daerah yang menjadi sentra komoditas sehingga bisa meningkatkan volume barang yang diregistrasi ke Resi Gudang.
"Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang besar dan memiliki banyak komoditas, sudah selayaknya pemanfaatan Resi Gudang bisa tumbuh," ujar Fajar.
Tentunya upaya peningkatan pemanfaatan Resi Gudang harus menjadi tugas bersama para pemangku kepentingan.
"Kami sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, kedepan akan terus melakukan sinergi dan aliansi dengan berbagai pihak, baik dengan sesame BUMN maupun pihak swasta. Melihat potensi yang ada, kami optimis kedepan pemanfaatan Resi Gudang akan terus tumbuh," ucap Fajar.
Sementara itu, Ketua Umum APRINDO Roy N. Mandey berharap anggota APRINDO tidak hanya menjadi off taker atau standing buyer,
Tapi juga menjadi pengelola gudang SRG. Selain itu, bagi anggota APRINDO akan mendapatkan kepastian, pertama adalah ketersediaan produk, dan yang kedua adalah kestabilan harga.
"Hal ini tentunya akan didapatkan dengan melalui SRG. Kita tahu supplay chain untuk mendapatkan barang perlu beberapa layer. Dengan menjadi pengelola gudang SRG, maka anggota APRINDO langsung bisa mendapatkan barang, dan pada akhirnya masyarakat akan mendapatkan harga yang lebih baik. Upaya bersama yang dilakukan Aprindo dan KBI ini adalah dalam muara untuk ketersediaan barang, kestabilan harga, dan berujung pada konsumsi," ujarnya.
Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Jerry Sambuaga, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dan APRINDO, yang menjadi langkah awal untuk memantapkan sinergi dan kolaborasi dalam hal pemanfaatan Resi Gudang.
"Keduanya memiliki posisi stategis, APRINDO di retail dan KBI adalah Pusat Registrasi Resi Gudang. Hal yang dilakukan KBI dan APRINDO ini tentunya sejalan dengan yang dijalankan Kementerian Perdagangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan SRG," ujar Jerry.
PT. KBI tidak hanya menjalin kolaborasi dengan APRINDO. Bahkan juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan saat ini BRI telah menyiapkan Rp.190 miliar untuk mendukung pembiayaan dalam sistem resi gudang yang dikembangkan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Pembiayaan ini sebagai komitmen dalam pengembangan ekonomi masyarakat khususnya di sektor 20 komoditas yang masuk dalam SRG.
“BRI tentu sangat mendukung SRG. Dukungan ini telah dilakukan dalam gudang-gudang SRG di berbagai daerah,” kata Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso. ( Tribunpekanbaru.com / Rino Syahril )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/direktur-utama-pt-kbi-fajar-wibhiyadi-dan-ketua-umum-aprindo-roy-n-mandey.jpg)