BBKSDA Riau Imbau Warga Tenang Tidak Anarkis Pasca Remaja di Siak Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Pasca insiden remaja di Siak tewas diterkam harimau sumatera, BBKSDA Riau mengimbau warga tetap tenang dan tidak bertindak anarkis pada hewan tersebut

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com
Remaja 13 Tahun Diseret Harimau Sumatera di Kampung Teluk Lanus, Siak Riau 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pasca insiden remaja di Siak tewas diterkam harimau sumatera, BBKSDA Riau mengimbau warga tetap tenang dan tidak bertindak anarkis pada hewan tersebut.

Lokasi kejadian 'Kucing Belang Raksasa' menerkam seorang remaja di Siak, pada Minggu (30/8/2021) malam kemarin, diketahui masuk wilayah kantong harimau sumatera.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mahfud.

"Itu bagian kantong harimau sumatera, itu berbatasan juga dengan konsesi HTI PT RAPP. Itu masuk lansekap Sinepis," ucapnya, Senin (30/8/2021).

Terkait kejadian ini, ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak berlaku anarkis terhadap harimau sumatera.

"Karena kami langsung menangani itu tentu dengan prosedur dengan melibatkan banyan pihak. TNI, Polri, aparat desa maupun kecamatan dan mitra yang ada di sana," sebutnya.

Baca juga: BBKSDA Riau akan Pasang Box Trap dan Evakuasi Harimau yang Terkam Remaja di Siak Hingga Tewas

Baca juga: VIDEO: Remaja 13 Tahun Diseret Harimau Sumatera di Kampung Teluk Lanus, Siak Riau

Diungkapkan Mahfud, pasca menerima informasi adanya kejadian itu, tim BBKSDA Riau langsung menuju ke lokasi, sekaligus membawa box trap atau kandang perangkap.

"Kami menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya korban yang diduga oleh harimau sumatera," tutur Mahfud.

Peristiwa penerkaman oleh harimau sumatera ini, terjadi pada Minggu (29/8/2021) malam kemarin di kawasan PT Sawit Unisraya, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.

Dalam kejadian ini, seorang remaja bernama Malta Alfarel Nduru (16), tewas usai diserang 'Si Kucing Belang Raksasa'.

Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati memaparkan, sebelum kejadian ini, pihaknya sudah melakukan pemasangan camera trap.

Namun ketika itu, tidak terpantau adanya keberadaan harimau sumatera.

Satwa dilindungi ini juga tidak memunculkan dirinya.

"Hingga akhirnya tiba-tiba muncul kembali dan terjadi hal tersebut (peristiwa penerkaman)," ucap Dian.

Ia menambahkan, saat ini tim BBKSDA Riau kembali ke lokasi dengan membawa box trap dan akan melakukan evakuasi terhadap harimau sumatera itu.

Diberitakan, pada Minggu, 29 Agustus 2021 pukul 19.00 WIB, korban berada di luar rumah di dalam perkebunan PT Sawit Uniseraya tersebut.

Tiba-tiba datang harimau sumatera yang menyeretnya dari tempat korban berdiri.

“Warga mencari korban malam ini, kemudian korban ditemukan dalam keadaan telah meninggal dunia dengan kondisi luka yang menggenaskan,” kata Wahyudi, Camat Sungai Apit.

Ketika itu, awalnya korban dan ayahnya, Rustam, sedang memperbaiki mesin genset mesin camp PT Uniseraya. Sebab mesin genset di camp itu rusak.

Saat Rustam sedang sibuk memperbaiki mesin genset, korban meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke pelabuhan.

Maksudnya untuk mencari jaringan ponsel, sebab didekat camp tinggal korban tidak terdapat jaringan selular.

setelah beberapa saat, anaknya belum juga kembali dari pelabuhan.

Rustam gusar dan memangil-manggil anaknya tersebut sambil menyusul ke arah pinggiran sungai.

Saat itu, kondisi lampu camp masih padam.

“Rustam pergi mencari anaknya ke pinggir sungai dan setelah berjalan sekitar 150 meter, ia hanya menemukan Ponsel milik anaknya tergelatak di tanah,” kata dia.

Firasat Rustam mulai berbeda. Apalagi ia melihat bercak darah yang berserakan di tanah dan bekas seretan menuju ke kedalaman hutan.

“Rustam berlari ke camp sambil berteriak meminta tolong, kemudian rekan-rekan kerja PT Uniseraya datang bersama- sama untuk mencari korban,” kata dia.

Sebelum korban ditemukan, masyarakat telah menduga korban dimangsa binatang buas, yakni diterkam harimau.

Apalagi saat itu kondisi lampu padam, sehingga luput dari pandangan masyarakat di camp perkebunan sawit itu.

“Warga melakukan pencarian lebih 4 jam lamanya, menggunakan penerangan senter, lampu colok dan membawa parang atau kayu untuk berjaga-jaga,” kata dia.

Pukul 23.30 WIB malam itu, warga berhasil menemukan korban masih di dalam perkebunan sawit PT Uniseraya tersebut.

Kondisi korban saat ditemukan tidak lagi utuh, beberapa bagian tubuh sudah hilang. (Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Berita Riau lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved