Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sah, Taliban Sepakat Tunjuk Sosok Ini Sebagai Emir Afghanistan, Jadi Pemimpin Tertinggi Negara Itu

Keputusan diambil oleh Taliban menetapkan pemimpin tertinggi negara Afghanistan atau Emir.

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
Aamir QURESHI / AFP
Seorang pedagang keliling membawa bendera Taliban saat para penumpang berjalan di sepanjang jalan di Kabul pada 5 September 2021. 

Pada Rabu (1/8/2021), pejabat senior milisi Amir Khan Muttaqi dalam pesan radio mengeklaim mereka sudah mengepung Panjshir.

Dia menyerukan kepada kelompok gerilya untuk menyerah. "Siapa pun yang masih ingin bertempur, silakan berhenti," kata dia.

Tetapi NRF merespons dengan terus memberikan perlawanan, dalam upaya mereka mencegah milisi menguasai Panjshir.

Beberapa jam setelah peringatan, Taliban menghantam NRF dengan serangan yang digelar dari Kapisa maupun terusan Khawak.

Kedua kubu mengeklaim menderita korban yang cukup banyak, meski laporan tersebut tidak bisa diverifikasi dikarenakan beratnya medan.

Milisi kemudian mengumumkan mereka sudah mengepung Panjshir dari empat sisi, sehingga kemenangan NRF tidak akan tercapai.

NRF, aliansi yang beranggotakan milisi etnis Tajik dan mantan pasukan pemerintah Afghanistan menolak untuk menyerah.

Ali Nazary, juru bicara NRF menyatakan mereka harus menghadapi serangan hebat dari Taliban, membuat pemimpin mereka, Ahmad Massoud, sibuk.

Massoud merupakan putra dari Ahmad Shah Massoud, komandan gerilyawan yang dijuluki "Singa Panjshir" karena membendung invasi Uni Soviet.

Dalam pernyataan yang dirilis Rabu, Massoud mengungkapkan dirinya ditawari "satu atau dua kursi" di pemerintahan.

Tetapi dia dengan tegas menolak. "Taliban sudah memilih jalan untuk perang," kata dia seraya berjanji terus melawan.

Lembah sepanjang 112 km tersebut menawarkan keuntungan bagi NRF, yang bisa menyergap musuh mereka dari tempat tinggi.

Martine van Bijlert dari Afghanistan Analysts Network berujar, milisi sudah bergerak ke pintu masuk lembah.

Van Bijlert mengatakan, kedua pihak sama-sama menderita kerugian yang besar. Tetapi, Taliban meminta bala bantuan dari provinsi terdekat.

"Dengan semakin banyaknya pasukan yang didatangkan dari daerah lain, tekad anggota NRF jelas menurun," papar Van Bijlert.

Lebih lanjut Motwani berkata, keberadaan Lembah Panjshir memberikan arti simbolis bagi mereka yang menentang Taliban.

Sejak dulu, wilayah tersebut dikenal sebagai benteng bagi siapa pun yang datang dengan maksud melakukan penjajahan.

"Daerah itu memberikan harapan kepada warga Afghanistan yang tidak menerima kekuasaan Taliban," jelas Motwani.

( Tribunpekanbaru.com )

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved