Amerika Patut Waspada, Korea Utara Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Jarak jauh
Korea Utara menunjukkan kemampuan militer mereka usai sukses menembakkan rudal jelajah jarak jauh.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Korea Utara menunjukkan kemampuan militer mereka usai sukses menembakkan rudal jelajah jarak jauh.
Korea Utara sukses melakukan uji coba tembak rudal jelajah jarak jauh tipe baru selama akhir pekan, Yonhap melaporkan Minggu, mengutip KCNA
Menurut laporan itu, tes tersebut termasuk memeriksa daya dorong tanah mesin, "berbagai tes penerbangan", tes kontrol dan panduan, bersama dengan evaluasi kekuatan hulu ledak
Sebuah pembacaan acara menunjukkan bahwa rudal jelajah dilaporkan terbang sekitar 1.500 kilometer sebelum mencolok target yang dimaksudkan.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diyakini tidak hadir selama tes tersebut.
Setelah uji tembak, Komando Indo-Pasifik AS (USINDOPACOM) mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa mereka mengetahui peluncuran rudal jelajah dan mengatakan bahwa konsultasi dengan sekutu sedang berlangsung sehubungan dengan masalah tersebut.
Uji coba rudal itu mengikuti parade militer yang diadakan di Korea Utara awal pekan ini dalam perayaan ulang tahun ke-73 yayasan negara itu, yang menampilkan unit paramiliter mekanis, peluncur roket, dan senjata anti-tank.
Menurut KCNA, tidak ada senjata nuklir atau rudal balistik yang diperlihatkan di parade tersebut.
Perkembangan terakhir terjadi hampir sebulan setelah laporan PBB yang bocor merinci bahwa Korea Utara bermaksud menghabiskan enam bulan pertama tahun 2021 untuk mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya.
Mengutip dokumen PBB, Reuters melaporkan bahwa para pejabat Korea Utara sedang mencari untuk mendapatkan "materi dan teknologi untuk program-program ini di luar negeri," terlepas dari "kesulitan ekonomi yang memburuk" di negara itu.
Sebelum peluncuran akhir pekan, uji coba rudal terbaru Korea Utara dilakukan pada akhir Maret, sebagai bagian dari apa yang dilihat banyak orang sebagai tindakan Pyongyang atas keputusan AS untuk melanjutkan latihan militer bersama pejabat Korea Selatan, yang pertama diluncurkan di bawah pemerintahan Biden.
