Kecewa Ribuan Ikan Mati di Anak Sungai Tapung, Warga Kampar Tuduh Limbah Pabrik Sawit Penyebabnya
Warga Kampar kecewa saat melihat ribuan ikan mati di anak Sungai Tapung, Jumat dan menuduh limbah pabrik sawit di sekitar lokasi itu sebagai penyebab
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Warga Kampar kecewa saat melihat ribuan ikan mati di anak Sungai Tapung, Jumat (17/9/2021) dan menuduh limbah pabrik sawit di sekitar lokasi itu sebagai penyebabnya
Masyarakat di Desa Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir, kaget dengan penampakan ribuan bangkai ikan yang mengambang di Sungai Stano, anak Sungai Tapung, Jumat (17/9/2021)
Mereka menduga ikan mati karena diduga sungai tercemar limbah pabrik Kelapa Sawit.
Seorang warga setempat, Iwan mendapati ribuan ikan mati di aliran sungai pada Jumat pagi.
Diduga pencemaran anak Sungai Tapung itu sudah terjadi sejak Jumat dini hari.
"Pagi-pagi tadi kami lihat sudah banyak ikan mati di sungai," ungkap Iwan yang juga Ketua PAC Pemuda Pancasila Tapung Hilir ini kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat siang.
Iwan mengatakan, biasanya nelayan mencari ikan sejak pagi di sungai itu.
Saat melihat ikan sudah mati, nelayan kecewa dan mengurungkan niat untuk mencari ikan.
"Hari ini, nelayan di sini nggak jadi nangkap ikan. Sudah mati semua," ujar Iwan.
Ia menduga kuat, sungai tercemar oleh limbah pabrik kelapa sawit dari kolam pemurnian.
Lalu Iwan menyisir ke sisi hulu tepian sungai.
Lalu Iwan menyisir ke sisi hulu tepian sungai. Ia mendapati, salah satu kolam pemurnian limbah pabrik meluap ke sungai.
Kolam itu milik Pabrik Mini Kelapa Sawit (PMKS) PT. Kampar Tunggal Agrindo.
"Cuma ada satu pabrik di dekat Sungai Stano," ungkap Iwan.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten Kampar segera mengusut penyebab pencemaran sungai yang mengakibatkan ribuan ikan mati.
DLH Kampar Kirim Tim Cek Ikan Mati Massal di Anak Sungai Tapung, YLBHR: Usut Tuntas!
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kampar, Aliman Makmur mengaku sudah mengirim tim ke Desa Kota Garo Kecamatan Tapung Hilir, Jumat (17/9/2021). Tim datang ke lokasi ikan mati massal di desa itu.
"Saya tadi sudah perintahkan tim ke sana," ungkap Aliman kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat siang. Ia menyebutkan, tim terdiri dari dua Kepala Bidang berikut staf mereka.
Aliman mengatakan, tim akan mengambil sampel air sungai yang diduga tercemar dan ikan yang mati.
Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk memastikan kandungan pencemar dalam air dan tubuh ikan yang mati.
Selain itu, kata Aliman, tim juga ditugaskan meredam potensi konflik di tengah-tengah masyatakat akibat kejadian ini.
Ia menyebut, penyelesaian dapat ditempuh melalui dua jalur.
"Dalam kasus ini kita bisa menggunakan undang-undang lingkungan, bisa juga disesaikan secara musyawarah," kata pria bergelar doktor ini.
Aliman mengaku, dari informasi yang diterima DLH, disebutkan bahwa ikan mati diduga karena sungai tercemar.
Sumber pencemar diinformasikan adalah limbah dari pabrik kelapa sawit.
"Informasi yang saya terima, memang ada tanggul kolam limbah pabrik kelapa sawit yang jebol. Tetapi belum dilihat. Itulah nanti yang mau dicek tim," ujar Aliman.
Terpisah, Ketua Yayasan Lingkungan dan Bantuan Hukum Rakyat (YLBHR), Dempos TB mengklaim laporan ke DLH.
"Informasi dari masyarakat langsung kita teruskan ke DLH," katanya.
Dempos mengapresiasi langkah cepat DLH yang langsung mengutus tim ke lokasi.
Sehingga informasi pasti terkait dugaan pencemaran segera dapat diperolah agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
"Kita meminta kasus lingkungan ini diusut tuntas," tandas Dempos yang juga tergabung dalam Komisi Penilaian Amdal Kabupaten Kampar ini.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/kecewa_ribuan_ikan_mati_di_anak_sungai_tapung_warga_kampar_tuduh_limbah_pabrik_sawit_penyebabnya.jpg)