Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Berita

Video: Komnas PA dan TNI AU Bawa Rekreasi Anak Eks Pekerja Bentrok Berdarah Padasa

Bentrokan pecah antara eks pekerja dengan sekuriti saat Padasa melakukan pengosongan paksa perumahan karyawan yang berada di Desa Sibiruang

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: aidil wardi

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Komisi Nasional Perlindungan Anak Provinsi Riau bersama TNI Angkatan Udara Roesmin Noerjadin terus berupaya memulihkan kondisi psikis korban sosial bentrok PT. Padasa Enam Utama.

Komnas PA bersama TNI AU membawa istri dan anak eks pekerja Padasa ke Taman Rekreasi Alam Mayang, Sabtu (25/9/2021).

Mereka bertolak dari Gedung Batobo Kantor Dinas Sosial Riau Jalan Sudirman, Pekanbaru dan Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) milik Kementerian Sosial di Runbai, Pekanbaru.

Mereka menaiki armada bus dan truk TNI AU. "Semua kita bawa rekreasi," ungkap Ketua Komnas PA Riau, Dewi Arisanty kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (26/9/2021).

Ada sebanyak 106 orang dibawa berekreasi. Terdiri dari 78 anak-anak dan selebihnya para ibu. Di antara anak, ada bayi.

Mereka sebelumnya dievakuasi pascabentrok berdarah, Jumat (17/9).

Bentrokan pecah antara eks pekerja dengan sekuriti saat Padasa melakukan pengosongan paksa perumahan karyawan yang berada di Desa Sibiruang Kecamatan Koto Kampar Hulu, Selasa (14/9) lalu.

Hingga kini, Kepolisian Resor Kampar belum mengumumkan jumlah pasti korban luka-luka akibat bentrokan berdarah tersebut. Berikut kondisi luka masing-masing.

Dewi mengatakan, istri dan anak pekerja ditemukan terlantar setelah Padasa tidak memperbolehkan lagi mereka tinggal di perumahan. Selain terlantar, bentrok juga menimbulkan traumatis pada anak-anak.

"Dengan membawa mereka rekreasi, kita perlahan-lahan memulihkan tekanan psikis mereka," kata Dewi. Keluarga eks pekerja itu dapat menukmati wisata alam di perkotaan. Rekreasi juga diisi dengan mendongeng oleh Tim Jendela Literasi Informasi (Jelita).

Meski istri dan anak eks pekerja menyambut ceria, Dewi menyadari kondisi mental mereka belum pulih sepenuhnya. Ia mengatakan, mereka masih terbelenggu selama masih tinggal di pengungsian dengan kondisi memprihatinkan.

Dewi amat kecewa dengan sikap acuh pemerintah. Hingga 10 hari mereka diungsikan, kata dia, belum ada langkah konkret untuk menyelesaikan dampak sosial dari bentrokan berdarah Padasa.

"Baik Pemerintah Provinsi Riau maupun Pemerintah Kabupaten Kampar belum kasih perhatian," ungkap Dewi. Ia bahkan menyoroti sikap Kepala Dinas Sosial Riau, T. Zul Efendi.

"Kalau Kadis Sosial tidak sanggup menangani masalah ini, lebih baik mundur saja," ketus Dewi. Ia mengatakan, Komnas PA membangun mendesak pemerintah melalui Dinsos Riau agar segera mengambil langkah pemulihan keluarga eks pekerja.

Dewi heran Pemerintah Kabupaten Kampar sama sekali belum bekerja. Bahkan melihat langsung kondisi keluarga eks pekerja di pengungsian pun tidak pernah. (Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved