Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pekanbaru

Tarif PCR di Pekanbaru Sudah Turun, Ternyata Tak Berpengaruh dengan Jumlah Pengguna

Meski tarif PCR sudah turun Rp 300 ribu, tidak jumlah warga yang melakukan PCR di sejumlah rumah sakit di Pekanbaru

Penulis: Alex | Editor: Nurul Qomariah
AFP
Ilustrasi. Tarif PCR di Pekanbaru sudah turun, ternyata tak berpengaruh dengan jumlah pengguna. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tarif baru layanan Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit Pekanbaru rata-rata sudah diterapkan. Turun menjadi Rp 300 ribu, sesuai arahan dari pemerintah pusat.

Namun demikian, sehari setelah ketetapan tersebut diberlakukan, jumlah masyarakat yang melakukan PCR di sejumlah rumah sakit di Pekanbaru jumlahnya tetap sama.

Hanya saja, masyarakat yang melaksanakan PCR mengaku lega, karena biaya PCR sudah semakin murah.

Humas RS Syafira Pekanbaru, Feri Bosma mengatakan, PCR bagi masyarakat dilakukan kebanyakan hanya ketika butuh saja.

Bukan dibutuhkan setiap waktu, sehingga turun pun harganya jumlah masyarakat yang melaksanakan PCR tetap sama seperti biasanya, naik turun jumlahnya.

"Jumlahnya sampai saat ini masih fluktuatif (naik turun), karena PCR biasanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan penerbangan serta masuk ke lokasi perusahaan tertentu," kata Feri kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (28/10/2021).

Sementara itu, Marketing Komunikasi RS Awal Bros, dr Engga Demartha mengatakan, pihaknya juga sudah menerapkan tarif baru untuk layanan PCR tersebut mulai 27 Oktober 2021, mengikuti aturan pemerintah.

Ia juga memastikan bahwa layanan PCR tersebut sama sekali tidak dikurangi, walau pun tarifnya turun menjadi Rp 300 ribu.

Sementara itu, Indah, seorang warga Jalan Rambutan Pekanbaru mengaku senang dengan adanya penurunan tarif tersebut.

"Kebetulan mau ke Jakarta, jadi persiapan dulu. Senang pastinya dengan turunnya tarif PCR ini," ujarnya.

Warga Jalan Paus Pekanbaru, Roma mengatakan, dirinya berharap agar tarif tersebut bisa lebih turun lagi, bahkan kalau bisa dihilangkan, karena cukup memberatkan masyarakat.

"Rp 300 ribu itu masih berat menurut saya. Kalau bisa diturunkan lagi, bahkan kalau bisa dihilangkan saja seluruhnya, dan ditanggung oleh pemerintah. Apalagi kita juga mau bayar tiket dan lainnya. Jadi kalau bisa menurut saya digratiskan saja," tuturnya.

( Tribunpekanbaru.com / Alexander )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved