Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Diprediksi Kemungkinan Hidup Tinggal 30 Persen, Balita Ini Kini Kembali Sehat, Ibunya Menangis Haru

Tak ada yang menyangka. Awalnya dip[rediksi kemungkinan hidup hanya 30 pesen. Namun anak 2 tahun ini justru kini sehat. Ibunya sampai menangis haru

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Esi Grünhagen dari Pixabay
Anak kecil, anak-anak 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Basbibi tak kuasa menahan air mata. Ini untuk petamakalinya ia bertemu dengan anaknya yang berusia 2 tahun.

Anaknya yang benama Mohamed Raza sudah lama terpisah dari Basbibi. Itu terjadi usai Afganistan digoncang bom bunuh diri.

Bom tersebut meledak sesaat setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afganistan.

Baca juga: Sheikh Haibatullah Akhundzada Pemimpin Tertinggi Taliban Tiba-tiba Muncul di Hadapan Publik

Basbibi terpisah dari anaknya. ia kehilangan suami dan juga orangtua akibat bol bunuh diri yang mewaskan ratusan orang tersebut.

Ternyata sang anak diselematkan dan menjalakna serangkaian operasi untuk menyelamatkan nyawanya.

Anak berusia 2 tahun itu sempat diprediksi hanya bertahan hidup 30 persen saja.

Namun fakta berkata lain. Beginilah kisahnya

Balita Afghanistan yang dijuluki "Malaikat Kabul" karena selamat dari bom bunuh diri di bandara telah dipersatukan kembali dengan ibunya di Inggris.

Mohammed Raza, bayi 2 tahun terpisah dengan keluarganya di Afghanistan saat orang-orang berebut untuk melarikan diri Taliban yang mengambil alih negara pada Agustus.

Melansir The Sun pada Sabtu (30/10/2021), ia mengalami beberapa operasi di perutnya setelah pecahan bom merobek tubuh mungil.

Saat itu pihak medis memperkirakan bahwa peluang hidup bayi Afghanistan korban ledakan bom bunuh diri itu mungkin hanya 30 persen.

Pada Jumat (29/10/2021), bayi Afghanistan tersebut tiba di Inggris dengan penerbangan RAF yang didukung oleh petugas medis.

Ibu bayi Afghanistan, Basbibi (19 tahun) menahan air mata saat bisa bertemu kembali dengan bayinya. Ia berkata, “Saya tidak mengira hari ini akan datang juga."

Baca juga: Taliban Berondong Pesta Pernikahan, Tiga Tewas, Lantunan Musik Jadi Penyebab

“Saya sangat berterima kasih kepada The Sun pada Minggu dan Pemerintah Inggris karena akhirnya mengembalikannya kepada saya," ucap Basbibi. Pada Minggu, The Sun menemukan bayi Afghanistan, Mohammed Raza, di rumah sakit.

“Saya tidak pernah berhenti menangis ketika saya dipisahkan dari bayi saya. Mengetahui bahwa saya tidak bisa berada di sana untuk membantunya adalah yang terburuk," ujar ibu muda tersebut.

“Ketika bom pertama kali meledak, saya takut dia meninggal, tetapi saya diberitahu bahwa saya harus pergi.”

Ayah Mohammed Miraj (22 tahun) dan kakek Sultan (48 tahun) meninggal dan 6 keluarga dikhawatirkan hilang dalam ledakan yang menewaskan 187 orang.

Basbibi naik pesawat RAF ke Dubai beberapa saat setelah bom di bandara Kabul meledak. Dia sampai Inggris dan telah tinggal bersama kerabat Shakrullah dan Mansoor.

Baca juga: Semakin Merapat ke China, Pimpinan Taliban Gelar Pertemuan dengan Menlu China Wang Yi

Bayi Afghanistan Mohammed Raza mendarat di Brize Norton, Oxon, setelah diberi izin medis untuk penerbangan 11 jam dari negara yang dirahasiakan.

“Saya sangat senang bahwa kami akhirnya dapat mulai membangun kembali kehidupan kami, kali ini di negara yang telah memberi kami begitu banyak,” ucap Basbibi.

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved