Masih Ingat Polisi Ganteng Krishna Murti? Kini Sudah Jendral Dan Ditagih Pinjol
Brigjen Pol Krishna Murti diteror debt collector pinjol. Ia mengaku diancam dan diancam dengan kata-kata kasar oleh debt collector pinjol.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Siapa yang tak kenal dengan Krishna Murti, perwira polisi ganteng itu namanya pernah menjadi perbincangan hangat lantaran terlibat baku tembak dengan pelaku teroris saat insiden Bom Thamrin 14 Januari 2016 lalu.
Lama tak terdengar, kini Krishna Murti telah menjadi jenderal.
Kini ia berpangkat Brigjen dan bertugas di Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri.
Namanya muncul kembali di publik setelah membuat pengakuan di akun media sosial Instagram miliknya @krishnamurti_bd91.
Dalam Instagramnya, Brigjen Pol Krishna Murti mengaku menjadi korban teror Pinjol.
Ia mengaku diancam dan diteror oleh debt collector pinjol dengan kalimat kasar.
Awalnya, Krishna Murti tidak terlalu menggubris tentang permintaan penagihan utang.
Karena memang tidak pernah sama sekali meminjam uang dari pinjol ilegal.
Namun, pelaku pinjol ilegal itu terus menghubungi dengan nada pengancaman.
Bahkan, meski sudah diblokir, pelaku terus menghubungi dengan nomor lain.
Padahal, tidak punya utang kepada pinjol.
"Saya pernah tiba2 di telepon nomor tidak dikenal. Marah minta bayar uang," tulis Krishna Murti di Instagram-nya.
Karena merasa tak pernah berutang, Krishna pun memblokir nomor telepon tersebut.
Tapi, anehnya, sang penagih utang itu terus kembali menelepon dengan menggunakan nomor lain.
"Saya gak tau urusan ditagih uang oleh orang gak jelas atas utang yg dimiliki oleh orang yg tdk jelas," tambah dia.
Krishna Murti mengaku mendapat banyak aduan tentang praktik pinjol yang mencekik kehidupan masyarakat.
"Ternyata pinjol ini puki**k juga ya. Pantes banyak orang yg nangis2 dikerjain mereka," tulis Krishna Murti.
Lain lagi yang dialami Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.
Dilansir kompas.com, Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim (Nunik) diteror debt collector dua perusahaan peminjaman online (pinjol).
Teror spam dua pinjol ini diungkapkannya melalui akun Instagram pribadinya, @mbak_nunik pada Minggu (17/10/2021).
Unggahan itu berupa tangkapan layar (screenshot) pesan WhatsApp dari debt collector pinjol sekira pukul 11.00 WIB.
Polda Lampung yang sudah berkoordinasi dengan Nunik dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung memastikan pinjol itu ilegal.
Dalam unggahan di akun IG miliknya, Nunik menyebutkan teror spam itu masuk ke nomor ponsel pelayanan yang dipegangnya.
"Nomor itu kan nomor pelayanan publik, jadi diketahui banyak orang."
"Tapi kok dijadikan sebagai nomor darurat dan penanggung jawab dari seorang debitur," kata Nunik, saat dihubungi, Minggu (17/10/2021) malam.
Tak hanya satu debt collector yang meneror nomor Nunik, melainkan dua perusahaan pinjol.
Kedua perusahaan pinjol itu menyebutkan nama seorang debitur yang memiliki utang sebesar Rp 1,6 juta.
"Enggak kenal siapa person (orang) itu," kata Nunik.
Nunik mengatakan, dia sempat memperingati debt collector yang menghubungi nomor ponselnya itu.
Nunik mengirimkan pesan akan melaporkan debt collector tersebut ke kepolisian jika masih menghubunginya.
"Saya blokir nomor itu. Saya sarankan, kalau sudah dihubungi yang seperti ini, diblokir saja," kata Nunik.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wagub Nunik terkait spam pinjol tersebut.
Menurut Pandra, dari hasil koordinasi dengan OJK Lampung, bisa dipastikan dua pinjol yang meneror Wagub Nunik adalah pinjol ilegal.
"Kami sudah berkoordinasi dengan OJK dan mengetahui ciri-ciri pinjol yang resmi," kata Pandra.
Sedangkan dari ciri-ciri pinjol yang meneror Wagub Nunik, terlihat jelas bahwa itu adalah pinjol ilegal.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kisah Brigjen Krishna Murti Diteror Debt Collector Pinjol Ilegal Padahal Tak Pernah Merasa Utang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/brigjen-pol-krishna-murti.jpg)