Korban Selamat Banjir Bandang Terobos Pusaran Air Sambil Gendong Anak : Allahu Akbar Airnya tinggi
“Mama, Allahu Akbar. Airnya tinggi, mama!” ujar Astuti menceritakan kembali teriakan anaknya saat luapan air dan lumpur masuk rumahnya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Peristiwa banjir bandang di Batu banyak menelan korban jiwa. Namun tak sedikit korban yang selamat.
Banjir bandang menerjang Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) sekitar pukul 14.00 WIB. Hingga Sabtu (6/11/2021), petugas menemukan 7 warga yang meninggal dunia.
Walaupun selamat, beberapa korban mengaku trauma mendapat saat menghadapi bencana tersebut.
Baca juga: Korban Terakhir Banjir Bandang Kota Batu Ditemukan, Firasat Adik Ipar Giring Temuan Jasad Korban
Baca juga: Korban Selamat Terjangan Banjir Bandang di Batu, Heran Lihat Sungai Kering Mendadak Melimpah
Naik ke atas kayu
Salah satu korban selamat adalah Sugiono, warga Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu.
Dikutip dari Surya Malang, Sugiono bercerita ia susah payah menyelamatkan diri dan keluarga dari arus banjir bandang.
Hari itu ia menganggap hujan sore itu seperti hujan biasa. Namun perkiraannya salah.
Ketika ia sedang menikmati acara televisi di dalam rumah bersama istri dan anaknya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang datang begitu cepat.
Air banjir ternyata datang dengan cepat tanpa disadari oleh Sugiono. Air yang berwarna cokelat itu masuk ke dalam rumahnya.
“Saya merasakan getaran, saya tidak menyadari banjir sebesar itu,” katanya.
Banjir tidak sekadar air, tapi juga membawa lumpur dan kayu. Material itu menghancurkan rumahnya.
Sugiono juga sempat tertimpa kayu besar yang terbawa arus.
Di tengah kesulitan melepaskan diri dari kayu besar itu, ia tiba-tiba bisa mengangkat kayu dan berlindung di atasnya.
“Istri dan anak saya juga menyelamatkan diri ke atas kayu,” ungkapnya.
Setelah berhasil menyelamatkan diri di atas kayu, Sugiono dan istrinya berupaya keluar dari rumah.