Kisah Pilu Tante-tante di Malam Pengantin, Suami Pingsan Hanya Dengan Balutan Handuk
Saat ia menunggu di tempat tidur, wanita itu terkejut mendapati suaminya terhuyung-huyung dari kamar mandi dan terjatuh di lantai dengan balutan handu
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pria bertubuh atletis dan proporsional merupakan idaman bagi setiap wanita.
Begitu juga dengan wanita ini. Meski berusia 40 tahun, namun wanita ini masih memilah-milah pria untuk calon suaminya.
Wajar saja, selain kaya, wanita ini pun memiliki karier yang cemerlang.
Sebut saja namanya Quynh. Wanita cantik itu pun jatuh cinta dengan seorang pemuda tampan berusia 30 tahun yang bernama Khiem.
Meski 10 tahun lebih tua dari Khiem, namun wanita Vietnam itu merasa percaya diri.
Ia juga merasa bahagia bisa mendapatkan pria sesuai dengan keinginannya.
Di mata Quynh, Khiem merupakan sosok sempurna.
Atletis dan bertubuh proporsional. Khiem memiliki pekerjaan normal dan latar belakang keluarganya tidak menonjol.
"Tapi dengan begitu, aku bisa membuatnya patuh dan ia tidak bisa macam-macam mencari wanita lain," tulis Quynh seperti dilansir dari Eva.vn.
Khiem juga mampu membahagiakan Quynh di ranjang.
Setelah 5 bulan berpacaran, Quynh memutuskan untuk menikah dengan Khiem.
Jelang pernikahan, tubuh Khiem terlihat kurus dan wajahnya pucat.
Quynh pun menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Namun Khiem menolak dengan alasan stres dalam menyiapkan resepsi pernikahan mereka.
Quynh tampaknya ingin segera mengikat Khiem sebelum pria itu jatuh hati ke wanita kaya lainnya.
"Malam pernikahan kami berlangsung di hotel yang mahal. Saya juga membuat rumah mewah untuk kami dan orangtua Khiem," ujarnya.
Di malam pernikahan terjadi peristiwa tak terduga.
Malam itu Quynh sengaja memakai dres seksi menunggu di tempat tidur.
"Ketika Khiem keluar dari kamar mandi, hanya terbungkus handuk, saya
menyadari bahwa dia terlihat sangat kurus akhir-akhir ini," katanya.
Quynh berpikir ia harus menyiapkan menu diet unutk menambah berat badan suaminya itu.
Belum sempat Khiem menggapai tempat tidur, pria itu terhuyung-huyung dan jatuh ke lantai kamar dengan hanya berbalut handuk.
"Saya panik ketika saya mengangkat Khiem. Saya harus buru-buru memanggil ambulans untuk membawa suami saya ke rumah sakit," ujarnya.
Awalnya, Quynh meyakini jika Khiem sangat kelelahan usai resepsi pernikahan mereka.
Khiem akan sembuh hanya dengan istirahat selama 1 atau 2 hari.
"Tetapi ketika dokter memanggil untuk berbicara secara pribadi, saya mulai khawatir," ujarnya.
Benar saja, dokter meminta Quynh untuk memanggil seluruh keluarganya.
Dokter mengatakan jika masa hidup Khiem tak akan lama lagi.
"Kanker yang menggerogoti Khiem sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Namun Khiem masih berjuang hingga saat itu," ujarnya.
Quynh pun heran dalam hati. Mengapa Khiem tidak berobat dari awal.
Apalagim Khiem tidaklah terlalu miskin.
"Aku terhuyung-huyung sampai pingsan mendengar kata-kata dokter. Suami saya menderita kanker
stadium akhir yang sudah menyebar, tidak ada cara untuk menyembuhkannya, waktunya
mungkin hanya dalam hitungan bulan atau bahkan hari," ujarnya.
Ketika Quynh masuk ke ruang perawatan, ia mendapati Khiem sudah sadar dan tampak lemah.
Quynh mencoba tersenyum ke Khiem dan suaminya itu terlihat canggung.
Khiem mengerti bahwa Quynh tahu tentang penyakitnya.
Khiem mengatakan baru mengetahui jika ia mengidap kanker di saat sudah terlambat.
Jadi ia tidak ingin mengobatinya lagi. Baginya percuma saja karena ajal akan menjemputnya.
Sementara ia harus membalas budi jasa kedua oragtuanya yang membesarkannya.
Lantaran tidak tidak menemukan cara lain untuk membahagiakan kedua orangtuanya, Khiem pun memikat Quynh yang merupakan wanita kaya.
"Ternyata begitu! Ia ingin menghabiskan waktu terakhir untuk membayar orang tuanya, tetapi dia
sendiri tidak mampu, dia hanya bisa memanfaatkan orang lain, dan orang itu adalah saya," ujar Quynh.
Sebelum menikah, Quynh memang membangunkan rumah untuk orang tua Khiem.
Quynh juga membuka tabungan miliaran Dong Vietnam untuk orangtua Khiem.
"Saya lakukan itu untuk membalas usaha mereka yang telah membesarkan Khiem atas namanya. Uang itu tidak seberapa bagi saya, jika suami saya senang, saya juga bersedia menurutinya," ujarnya.
Usai kematian Khiem, Quynh memilih menjanda sampai mati. Ia takut untuk menikah lagi.(Tribunpekanbaru.com).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/tak-puas-ada-bagian-suaminya-tak-bergerak-sang-istri-langsung-minta-cerai-usai-malam-pertama-mereka.jpg)