Korban Banjir Sintang Bertahan 2 Minggu di Kandang Hewan, Pengungsi Sebut Air Setinggi Leher
Dua kepala keluarga memanfaatkan kandang ternak sebagai tempat pengungsian menyusul banjir yang melanda Kabupaten Sintang, Kalbar sebulan terakhir.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua kepala keluarga di Kelurahan Akcaya 1, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), terpaksa mengungsi dan tidur sementara di bekas kandang hewan ternak akibat rumah mereka terendam banjir.
Kandang hewan ternak yang sudah sebulan terakhir kosong tersebut dipergunakan sementara oleh 10 orang sebagai tempat tinggal dan bertahan dari bencana alam banjir yang melanda Sintang tiga pekan terakhir.
“Ada 2 kepala keluarga, 10 orang. Anak 5 orang dan paling kecil usianya 1 tahun lebih yang tinggal di sini,” kata Paulinus, Jumat 19 November 2021.
Kandang ternak yang dipergunakan sebagai tempat pengungsian tersebut, sudah kosong sebulan terakhir.
Semula, ada 15 ekor hewan ternak jenis Bujong yang dipelihara. Semuanya mati akibat terjangkit virus flu babi Africa atau African Swine Fever (ASF).
“Sejak sebulan yang lalu kosong. Awalnya tempat ini ada pelihara 15 ekor babi bujong, udah besar, beratnya 70 kilo-an. Kena sampar mati semua,” kata Maria Sohana, istri Paulinus.
Bekas kandang ternak yang dipergunakan sebagai tempat pengungsian tersebut, bukan punya Paulinus, melainkan milik saudara iparnya.
Sebelum memelihara babi Bujong, tempat tersebut dipegunakan sebagai kandang ayam potong.
Tempat pengungsian Maria dan keluarganya, berada di Gang Bersama. Tepat di depan komplek gedung serbaguna.
Cukup mudah menjangkau bekas kandang ternak tempat tidur sementara Ana dan keluarganya. Dari mulut gang, hanya berjarak kurang dari 500 meter.
Di ujung gang, langsung bisa melihat beberapa rumah warga yang masih terendam banjir, termasuk rumah Paulinus.
“Awalnya air seleher orang dewasa. Kami ndak berani di rumah,” kata Ana. Meski saat ini banjir surut signikan, rumah Ana masih kebanjiran.
Untuk melewati genangan banjir selama 2 minggu mengungsi di bekas kandang hewan ternak, Paulinus dan keluarganya membuat rakit dari drum plastik.
Rakit inilah, yang diandalkan Ana dan keluarga mengarungi genangan banjir jika ingin keluar.
“Kami pakai rakit. Banjir seleher awalnya. Rumah kami masih terendam. Hanya spring bed yang kami tinggikan di rumah. Sisanya roboh semua. Yang kami bawa hanya alat tidur, bantal, peralatan masak, elektronik. Maklum ada banyak anak-anak daripada keluar susah,” ungkap Ana.
Bekas kandang ternak tempat Ana dan keluarganya mengungsi cukup aman dari banjir.
Selain tinggi, bangunannya juga permanen.
Ada satu lorong panjang bekas kandang ayam potong yang dibersihkan dan layak dipergunakan sebagai tempat tidur sementara.
Sementara skat beton bekas kandang ternak ditutup terpal dipergunakan untuk kamar mandi.
“Ini bekas kandang ternak. Ini tempat umpannya, situasi darurat dijadikan kamar mandi,” jelasnya.
Selama 2 pekan mengungsi di bekas kandang ternak, Ana mengaku tak kesulitan bahan makanan.
Ada banyak bantuan sembako yang datang. Baik dari perorangan, lembaga hingga gereja.
“Makan mi, telur, puji tuhan. Walaupun mi, telur untuk bertahan. Mau keluar susah, anak-anak gimana,” ujarnya.
Sebenarnya, keluarga Ana ditawarkan pindah tempat mengungsi ke tempat lain yang lebih aman dan layak. Namun, Ana menolak. Alasanya, lebih aman jika dengan dengan rumah.
“Kami memilih tempat ini karena dekat dengan rumah juga. Kami pikir tempat ini cukup permanen, mau ngungsi di tempat ramai, anak saya banyak, takutnya gimana gitu. Enaknya, ya di sini. Kami di sini dekat dengan rumah, bisa ngontrol rumah dan babinya juga tidak ada. Lebih aman. Memang tidurnya gak enak, ada banyak nyamuk, cuacanya dingin kalau udah malam. Tapi mau tidak mau, karena tidak ada pilihan karena rumah sudah kebanjiran,” kata Ana.
Surut Signifikan
Pekan ke empat banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, surut signifikan pada Jumat, 19 November 2021.
Beberapa warga yang rumah atau tempat usahanya terendam banjir, mulai membersihkan material lumpur pasca-banjir.
Ruas jalan lintas melawi, kondisi terkini sudah berangsur surut. Beberapa kendaraan sepeda motor, sudah bisa melintas.
Kawasan tugu BI di jalan PKP Mujahidin yang semula dikepung banjir, juga mulai kering.
Hanya area taman entuyut dan sebagian jalan PKP Mujahidin yang masih terendam.
Banjir yang merendam ruas jalan Lintas Melawi, sempat nyaris lumpuh total pada 2 pekan terakhir.
Hanya kedaraan tertentu yang bisa melintas. Seperti kendaraan militer, mobil doubel gardan dan truk tronton.
Akses masyarakat lumpuh 2 pekan lalu, saat ini berangsur normal.
Sudah tak ada lagi perahu, rakit yang lalu lalang di jalan lintas melawi. Masyarakat juga tak perlu lain naik truk tronton untuk melintas.
Susianti, warga BTN Cipta Mandiri, merasa sangat bersyukur banjir di jalan Lintas Melawi surut signifikan dan bisa dilalui sepeda motor.
Selama ruas jalan tersebut kebanjiran, Susi terpaksa harus naik perahu, disambung naik ojek sepeda motor untuk menuju lokasi liputan warga terdampak banjir.
Wartawati ini sehari bisa menghabiskan uang transport sekitar Rp 100 ribu lebih.
"Alhamdulillah, jalan lintas melawi sudah bisa dilalui sepeda motor. Waktu kebanjiran 2 pekan lalu, ongkos transportasi yang berat. Sehari bisa sampai 100 ribu lebih," kata Susi.
Meski banjir surut signifikan, sebagian besar pemukiman penduduk di bantaran sungai kapuas dan melawi yang ada di Kecamatan Sintang, masih terendam banjir.
Sebagian Warga Mengungsi Kembali ke Rumah
Banjir yang terjadi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sejak Oktober 2021 lalu masih berdampak hingga hari ini. Kejadian yang melanda tiga kabupaten di provinsi ini menimbulkan pengungsian namun sebagian warga memutuskan kembali setelah tinggi muka air genangan berangsur surut.
BPBD Kabupaten Melawi melaporkan pada hari ini, Kamis kemarin, tinggi muka air mengalami penurunan 50 hingga 100 cm.
Kondisi ini membuat warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
"Data terakhir warga yang mengungsi saat itu berjumlah 773 jiwa. Di samping itu, memastikan kesehatan warga yang kembali, pemerintah daerah bersama dengan TNI dan Polri memberikan pengobatan gratis, seperti yang terjadi di Kecamatna Pinoh," kata Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun Pontianak.
Dampak korban jiwa di Kabupaten Melawi tercatat 28.278 KK atau 108.455 jiwa terdampak dan 4 warga meninggal dunia, sedangkan kerugian material mencakup rumah terdampak 27.621 unit dan fasilitas umum 104 unit.
Lokasi terdampak banjir di kabupaten ini yaitu Kecamatan Menukung, Tanah Pinoh, Tanah Pinoh Barat, Nanga Pinoh, Sayan, Pinoh Selatan, Pinoh Utara, Ella Hilir, Belimbing, Belimbing Hulu dan Sokan.
Banjir Kabupaten Sintang
Wilayah lain yang terdampak di Provinsi Kalbar yaitu Kabupaten Sintang.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang pada Kamis kemarin tinggi muka air berangsur surut 50 cm, sedangkan di kawasan bantaran Sungai Melawi mengalami penurunan yang sama sekitar 50 cm.
Dampak terakhir yang tercatat oleh BPBD Kabupaten Sintang yaitu populasi terdampak 33.818 KK atau 112.962 jiwa, warga mengungsi 7.545 KK atau 25.884 jiwa.
Mereka yang mengungsi berada di 32 pos pengungsian. Korban meninggal dunia sebanyak 4 jiwa.
"Terkait dengan kerugian material, pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan di lapangan. Data sementara per hari ini menyebutkan rumah terdampak 35.807 unit, jembatan rusak berat 5 unit, jembatan rusak sedang 1 unit dan gardu padam 61 unit. Total jumlah gardu yang sempat padam berjumlah 77 unit, sedangkan 16 unit telah berfungsi normal," kata Abdul Muhari.
Dua belas kecamatan terdampak di Kabupaten Sintang yaitu Kecamatan Sintang, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Tempunak, Kelam Permai, Sei Tebelian, Ketungau Hilir, Sepauk, Dedai, Serawai dan Ambalau.
Menurut identifikasi BPBD kabupaten, masih ada desa yang terisolir akibat banjir meluas ini.
Genangan di Beberapa Wilayah Kabupaten Sekadau Berangsur Surut
Sementara itu, laporan BPBD Kabupaten Sekadau menyebutkan genangan berangsur surut di beberapa wilayah.
Seiring dengan kondisi tersebut, sebagian warga yang sempat mengungsi kembali ke rumah masing-masing. Pengungsian warga yang tercatat sebanyak 915 KK atau 3.311 jiwa.
Pusdalops BNPB masih menunggu data terkini jumlah warga yang masih mengungsi maupun titik-titik wilayah yang genangan banjirnya mulai surut.
Dampak banjir di wilayah ini tercatat populasi terdampak berjumlah 5.518 KK atau 19.601 jiwa dan warga meninggal dunia 1 jiwa.
Sedangkan kerugian material BPBD masih terus melakukan pemutakhiran data infrastruktur terdampak. Data sementara tercatat jumlah rumah terdampak mencapai 5.518 unit
Pemerintah Kabupaten Sekadau masih menetapkan status tanggap darurat di wilayahnya hingga 30 November 2021.
Kondisi ini dapat diperpanjang apabila kondisi semakin memburuk.
Selama masa tanggap darurat ini, pemeirntah daerah melayani warga terdampak, khususnya mereka yang masih mengungsi.
Kecamatan terdampak dengan sejumlah desa ini, antara lain Kecamatan Sekadau Hilir, Belitang, Belitang Hilir dan Sekadau Hulu.
"BNPB terus memberikan dukungan, seperti bantuan sumber daya berupa personel, logistik maupun dana siap pakai. Hingga kini, personel BNPB masih berada di wilayah terdampak bersama dengan BPBD tiga kabupaten," ujar Abdul.
Bangun Geobag
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya bakal memasang geobag sebagai tanggul sementara di bantaran sungai kapuas dan Melawi untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
"Saya baru lihat (lokasi banjir) sebagian. Dan ini saya kita kota sintang-nya (jalan lintas melawi). Kalau dilihat (dari peta kota sintang) ini dalam perjumpaan 2 sungai kapuas dan melawi di sini yang (menyebabkan) banjir. Saya ingin coba diukur dulu dengan geobag. Karena prediksinya BMKG, akan ada lagi La Nina bulan Februari, jauh lebih besar menurut prediksi. Jadi saya akan segera bikin ini dengan geobag, yang panjang seperti yang kita bikin di luwu utara. Mudah-mudahan lebih cepat (selesai). Tolong masyarakat kerjasamanya yang baik," kata Basuki usai meninjau lokasi banjir di Kabupaten Sintang, Kamis 18 November 2021.
Basuki, belum menyebut panjang Geobag yang akan dipasang. Menurutnya, Balai Wilayah Sungai (BWS) yang akan segera mengukurnya.
"Teman saya dari balai sungai akan mengukur. Geobag yang panjang, itu lebih kuat. Mudah-mudahan ini salah satu (solusinya). Soal berapa panjang ini masih mau diukur," jelasnya.
Geobag atau bantalan penahan air kata Basuki solusi jangka pendek mengatasi banjir di Kota Sintang.
"Ini solusi jangka pendek. Soal kerusakan lingkungan, daya tampung air, saya kira itu nanti. Yang penting saya menghadapi Januari-Februari 2021 (banjir besar efek La Nina) supaya jangan terulang lagi, minimal tidak lebih parah dari ini," tegasnya.
Soal peninggian badan jalan, Basuki menyebut tidak bisa diperbaiki. Hal ini justru akan memperarah pemukiman penduduk.
"Kalau badan jalan seperti ini tidak bisa diperbaiki. Pertama kali saya harus mengendalikan banjnir ini. Kita atasi dulu biar (ruas jalan) tidak tergenang. Kalau bisa diatasi banjirnya ndak perlu ditinggikan (jalan Lintas Melawi)," ujar Basuki. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Korban Banjir Sintang 2 Minggu di Kandang Hewan Ternak! Ada 5 Anak dan Satu Anak Usia Setahun
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/korban-bannir-di-kandang-hewan-sintang1.jpg)