Berita Riau
Cegah Klaster Santri di Sekolah Asrama, Ahli Epidemiologi Riau Sarankan Ini
Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan memberi saran untuk mencegah klaster santri di sekolah asrama.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan memberi saran untuk mencegah klaster santri di sekolah asrama.
Dr Wildan menilai, sebenarnya untuk sekolah yang menerapkan asrama relatif lebih aman.
Sebab mobilitas siswa jauh lebih terkendali dan terbatas di lingkungan sekolah atau asrama.
Sehingga lebih mudah dikendalikan.
"Cuma kalau sudah ada satu saja yang terpapar itu akan banyak yang kena, karena mereka tidur bersama, makan bersama," katanya, Minggu (28/11/2021).
Wildan menegaskan, sebenarnya yang harus diwaspadai adalah para guru dan orang yang keluar masuk ke luar lingkungan sekolah.
Mereka lebih besar terpapar virus karena bergaul dengan banyak orang di luar sekolah.
"Guru, tukang masak, tukang kebun, tukan tidak tidur di asrama, mereka pulang, bertemu banyak orang, itu yang harus diwaspadai, " katanya.
Selain itu, guru dan orang-orang yang keluar masuk asrama, itu harus dilakukan pemeriksaan swab minimal sekali seminggu.
Tujuanya untuk memastikan mereka tidak terpapar Covid-19.
"Supaya yang di dalam itu aman, karena cenderung yang membawa virus itukan yang dari luar," katanya.
Selain itu, tracing, tracking dna testing atau 3T juga harus diperbanyak.
Setiap orang yang berkontak dengan santri, termasuk guru dan keluarga dari santri yang terpapar itu harus diperiksa.
Minimal 14 orang untuk satu orang yang positif.
Namun yang tidak kalah penting, pihak sekolah harus membatasi orang dari luar yang ingin bertemu dengan siswa atau santri.
