Polda Riau Dalami Dugaan Kelalaian di AIS, Sebabkan 127 Siswa Covid-19, Sudah Ada yang Diperiksa
Polda Riau mendalami dugaan kelalaian di Abdurrab Islamic School (AIS), yang menyebabkan 127 orang siswa positif Covid-19
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau saat ini sedang mendalami dugaan kelalaian di Abdurrab Islamic School (AIS), yang menyebabkan 127 orang siswa positif Covid-19.
Sejumlah orang dari pihak sekolah, sudah diperiksa oleh petugas.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Pol Ferry Irawan ketika dikonfirmasi, membenarkan hal tersebut.
"Masih proses lah," katanya, Kamis (2/12/2021).
Ditanyai apakah ini terkait kelalaian penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah tersebut, Ferry tak menampiknya.
"Ya sementara kita kan masih kita duga, kan begitu, kita lakukan pendalaman lah," ujarnya.
Ferry membeberkan, sudah lebih dari 5 orang yang dimintai keterangan terkait masalah ini oleh petugas.
"Sudah lebih dari 5 orang, sudah sebagian banyak dari (pihak) luar juga yang kita lakukan pemeriksaan," jelasnya.
Sebelumnya, Pembina Yayasan Abdurrab, Dr Susiana Tabrani MPd mengatakan, munculnya Covid-19 di sekolah tersebut, berawal 2 orang guru yang menurun kondisi kesehatannya setelah melakukan vaksin kedua dan langsung isolasi mandiri.
Beberapa siswa pun mengalami batuk pilek, lalu segera diambil tindakan sesuai prosedur dalam menghadapi pandemi.
"Ketika itu awalnya ada dua guru kami yang kondisi kesehatannya menurun setelah menjalani vaksin kedua dan langsung diisolasi mandiri. Beberapa murid yang batuk pilek juga diisolasi,” ujarnya.
“Sesuai dengan SOP/prosedur hadapi pandemi covid 19. Setelah tiga hari tidak sembuh, kami melakukan swab antigen pada 2 murid dan hasilnya reaktif. Setelah itu kami swab antigen pada guru dan siswa lainnya yang kontak erat. Bagi yang reaktif langsung kami isolasi di guest house," jelas Susiana.
Selanjutnya, pihak sekolah menginformasikan hasil swab antigen reaktif tersebut ke orangtua siswa.
Kemudian 25 peserta didik langsung dibawa pulang orangtua masing-masing.
Sedangkan sisanya orangtua ingin agar anaknya menjalani isolasi di sekolah saja.