Berita Pekanbaru
Yayasan Abdurrab Tampik Kabar Pasien Kontak Erat Klaster Covid-19 di AIS Ada yang Kabur
Satu persatu pasien kontak erat dari klaster Covid-19 Abdurrab Islamic School (AIS) meninggalkan lokasi isolasi.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Satu persatu pasien kontak erat dari klaster Covid-19 Abdurrab Islamic School (AIS) meninggalkan lokasi isolasi.
Kebanyakan yang meninggalkan komplek sekolah terpadu merupakan peserta didik.
Orangtua menjemput anak-anak yang sudah menjalani isolasi selama sepuluh hari di sekolah itu.
Sejumlah kendaraan masuk dan keluar dari komplek sekolah di Jalan Bakti, Kota Pekanbaru, Minggu (5/12/2021).
Pihak sekolah yang berada di lokasi enggan berkomentar.
Seorang pria berkacamata dengan kaos polo warna oranye enggan berkomentar setelah sempat ditanyai petugas keamanan.
Dirinya berlalu menjauh ke dalam komplek sekolah.
Petugas keamanan juga menyarankan agar menanyai langsung pihak yayasan guna memberi keterangan.
Ada 92 orang pasien kontak erat sudah pulang ke rumahnya.
Pihak yayasan mengaku bahwa seluruh pasien kontak erat sudah bisa pulang usai jalani swab tes, Sabtu (4/12/2021) kemarin.
"Seluruh pasien kontak erat yang awalnya positif sudah pulang. Mereka akhirnya pulang usai menjalani swab," terang Pembina Yayasan Abdurrab, Susiana Tabrani kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu petang.
Dirinya menampik informasi terkait adanya pasien klaster Covid-19 di sekolah itu yang kabur saat isolasi.
Ia menegaskan tidak ada pasien kontak erat yang kabur.
Mereka yang menjalani isolasi baru pulang setelah menjalani swab tes.
Ada proses pelepasan oleh Kepala Puskesmas Garuda, satgas, Polsek Bukit Raya dan tim sekolah.
Para orangtua juga mendapat arahan dari tim agar tetap mengikuti protokol kesehatan selama berada di rumah.
Ia menegaskan bahwa para pasien kontak erat baru keluar hari ini.
Dirinya juga menampik data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terkait adanya pasien kontak erat yang kabur.
Data dari dinas kesehatan menyebut bahwa 29 orang pasien kontak erat pulang tanpa sepengetahuan tim kesehatan.
Ada juga pasien memaksa pulang ketika pemulangan pasien kontak erat yang negatif.
Ia menegaskan bahwa yang merawat adalah pihak sekolah.
"Maka kau salah. Kau harus crosscheck ke kami, yang rawat kami. Bukan dinas kesehatan yang rawat," ujarnya.
Dirinya merasa keberatan dengan data dari Puskesmas dan dinas kesehatan terkait puluhan pasien kontak erat yang pulang tanpa sepengetahuan tim kesehatan.
"Bukan Dinkes woi!!!!! Sekolah yang rawat," tegasnya.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/yayasan_abdurrab_tampik_kabar_pasien_kontak_erat_klaster_covid-19_di_ais_ada_yang_kabur.jpg)