Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bahkan Jeratan Pinjol Sampai ke Benua Afrika: Tak Bisa Bayar Utang, Warga Akan Dibuat Malu

Istrinya mengatakan kepada pejabat di bank sentral bahwa dia tidak bisa mengatasi penghinaan itu.

Penulis: | Editor: Firmauli Sihaloho
ISTIMEWA
ilustrasi pinjaman online 

Pertumbuhannya yang cepat telah didorong oleh sektor teknologi yang dinamis yang mencakup kisah sukses seperti Mpesa.

Mpesa adalah layanan keuangan seluler yang dibuat oleh raksasa telekomunikasi Safaricom dan digunakan oleh lebih dari setengah populasi Kenya yang berjumlah 53 juta.

Kenya dilaporkan hanya memiliki lima pemberi pinjaman digital pada 2015.

Sementara, saat ini, negara ini adalah rumah bagi lebih dari 100 aplikasi termasuk Tala yang didukung Silicon Valley, Okash dan Opesa milik China yang memberikan pinjaman hingga 60 juta dollar AS per bulan.

Namun, perusahaan pinjol di Kenya ini sekarang semakin diawasi untuk kegiatan yang tidak bermoral seperti membebankan suku bunga hingga 400 persen.

Mereka juga terkenal karena mengumpulkan data dari ponsel peminjam dan menggunakannya untuk mempermalukan orang-orang yang gagal membayar.

Kelaparan dan penghinaan

Salah seorang pengguna pinjol, Patricia Kamene, bercerita ketika pernah telat membatar bunga pinjaman di pinjol. Di mana, teman-temannya dibombardir dengan rentetan panggilan oleh penagih utang.

Seperti Kamene, sebagian besar pengguna seringkali tidak menyadari bahwa mereka telah memberikan izin kepada pengembang aplikasi pinjol untuk mengakses basis data kontak, log panggilan dan SMS, daftar teman Facebook, lokasi, dan informasi lainnya.

Setelah kehilangan pekerjaan sebagai petugas supermarket akibat pandemi Covid-19, ibu tunggal berusia 24 tahun itu terdesak membutuhkan uang tunai.

Alhasil, Patricia Kamene terlewat mengabaikan ketentuan dari pinjol tersebut.

"Ketika Anda menghadapi kelaparan dan belum memiliki apa-apa, aplikasi akan memberi Anda uang, Anda pun akan mengambilnya tanpa membaca persyaratannya," kata Kamene kepada AFP.

Jadi memang, akses mudah untuk bisa mendapatkan utang lewat pinjol ada “harganya” juga.

Seorang pria paruh baya di Kenya dilaporkan melakukan bunuh diri pada November 2019 setelah gagal membayar utangnya. Kondisi ini mendorong pemberi pinjaman untuk menghubungi ibu, nenek, dan bibinya.

Istrinya mengatakan kepada pejabat di bank sentral bahwa dia tidak bisa mengatasi penghinaan itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved