Diam-diam Ternyata Timor Leste Punya Harta Karun yang Bisa Selamatkan Negara dari Ancaman Bangkrut
Negara bekas provinsi di Indonesia itu, harus mendapatkan dana lain untuk membangun perekonomian.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ada sejumlah analisa yang menyebutkan Timor Leste akan mengalami kebangkrutan.
Pasalnya, ladang minyak yang menjadi andalan APBN negara itu akan habis dalam waktu dekat.
Sementara, lebih dari 90 persen pembiayaan negara bersumber dari minyak tersebut.
Negara bekas provinsi di Indonesia itu, harus mendapatkan dana lain untuk membangun perekonomian.
Namun, di tengah situasi itu, ternyata Timor Leste memiliki harta karun yang sangat berharga.
Harta karun yang bisa menjadi sumber penghasilan bagi negara bekas jajahan Portugal ini berhasil ditemukan.
Dilansir dari energyvoice.com via GridHot.ID pada Sabtu (6/11/2021), harta karun yang dimaksud adalah sumur eksplorasi Buffalo-10.
Diperkirakan, Timor Leste bisa mengantongi lebih dari 600 juta USD bila pengeboran sumur Buffalo-10 pada akhir Oktober 2021 lalu itu berhasil.
Rig pengeboran jack-up untuk penyelidikan di ladang Buffalo yang bersejarah itu pun telah dilakukan di lepas pantai Timor Leste.
Hal itu diungkap oleh pihak operator, Carnarvon Petroleum Australia, serta mitra Inggris, Advance Energy.
Rig pengeboran telah dipilih untuk sumur eksplorasi Buffalo-10 dan kontak formal saat ini sedang diselesaikan.
Carnarvon and Advance mengatakan sejauh ini prosesnya berjalan baik.
Karena itu, pengeboran akan dimulai pada akhir Oktober dan hasil penyelidikan bisa didapat pada awal Desember 2021.
Carnarvon and Advance berharap bisa mengembangkan lebih dari 30 juta barel minyak yang tampaknya telah
ditinggalkan oleh operator sebelumnya.
Termasuk di antaranya BHP dan Nexen Petroleum, di lepas pantai Timor Leste.
Sejak ditemukan pada 1996 hingga 2004, BHP berhasil menghasilkan 20,5 juta barel minyak ringan dari Buffalo.
BHP mengoperasikan lapangan tersebut selama dua tahun sebelum menjualnya kepada Nexen.
Namun, kedua operator tersebut tak berhasil membuka kunci minyak yang ada di puncak geologis lapangan.
Lokasi tersebut juga dikenal sebagai loteng.
Sumur eksplorasi Buffalo-10 akan menguji keberadaan akumulasi minyak loteng yang memiliki potensi signifikan.
Kepala Eksekutif Advance, Leslie Peterkin memiliki alasan sendiri mengapa pihaknya berani bertaruh pada Buffalo.
Meskipun beberapa pengamat industri skeptis bahwa operator sebelumnya dapat melewatkan volume minyak
yang besar itu.
Bila pengeboran berhasil, Timor Leste bisa mengantongi 450 juta USD (Rp6,4 triliun) selama proyek lima tahun
dari temuan sekitar 30 juta barel minyak.
Analisis tersebut diungkap oleh Peter Stachan yang merupakan seorang analis energi independen yang berbasis di Perth.
Adapun, perkiraan tersebut didasarkan pada harga minyak 75 USD per barel.
Ditambah biaya pengembangan yang dipatok sebesar 450 juta USD serta biaya operasi sebesar 1.050 juta USD.
Timor Leste bisa mendapat lebih banyak bila biaya pembangunan kurang dari 450 juta USD (15 USD/barel).
“Keuntungan bagi pemerintah bisa melihatnya mengantongi 610 juta Dollar AS selama masa proyek lima tahun,”
kata Strachan kepada Energy Voice.
Kepala eksekutif Carnarvon Adrian Cook mengatakan bahwa “ladang Buffalo memberikan peluang bagus untuk
dengan cepat memberikan pengembangan minyak berbiaya rendah.
"Ini akan siap memanfaatkan pasar minyak yang menguat dan memperkirakan kekurangan pasokan," tutupnya.
https://bangka.tribunnews.com/2021/12/14/inilah-harta-karun-yang-selamatkan-timor-leste-dari-ancaman-bangkrut-nilainya-sangat-fantastis?page=all
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/bendera-timor-leste.jpg)