Aktivis Pendamping Santriwati Korban Pencabulan Anak Kiai Jombang Dianiaya OTK
kepala Rani dibenturkan ke dinding dan ia mendapat ancaman secara verbal. Ponselnya pun dirampas dan diancam oleh orang tak dikenal
TRIBUNPEKANBARU.COM - Rani (bukan nama sebenarnya), seorang aktivis perempuan yang mendampingi korban kekerasan seksual di Jombang, Jawa Timur ternyata pernah dianiaya dan diancam oleh orang tak dikenal.
Intimidasi terjadi pada Minggu (9/5/2021) siang saat Rani mengikuti pengajian di salah satu rumah warga di Ploso, Kabupaten Jombang.
Saat kejadian, perempuan berusia 23 tahun itu didatangi enam orang tak dikenal dan ponselnya dirampas.
Setelah itu, kepala Rani dibenturkan ke dinding dan ia mendapat ancaman secara verbal.
"Menurut cerita korban, dia didatangi enam orang, kemudian satu orang melakukan intimidasi. Ada ancaman pelaku kepada korban, 'Kamu tidak akan selamat'," kata Direktur Women's Crisis Center (WCC) Jombang Anna Abdillah, Selasa (11/5/2021), dikutip dari Kompas.com.
Diduga penganiayaan dan perampasan yang dialami oleh Rani terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan MSAT (40), putra ulama pengasuh sebuah pondok pesantren di Ploso, Jombang.
Menurut Anna, Rani terlibat dalam pengawalan kasus dan pendampingan korban kekerasan seksual yang terjadi pada tahun 2019.
"Dugaan kami, para pelaku adalah orang-orang yang marah karena korban ikut mengawal kasus itu. Korban memang konsentrasi membantu sejak awal," ujar Anna.
Baru-baru ini, MSAT sang anak Kiai pimpinan Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Jombang, Jawa Timur menantang Polri dan Presiden Jokowi untuk menangkapnya.
MSAT adalah tersangka pencabulan terhadap santriwati. Ia dilaporkan oleh seorang santriwati berinisial NA pada 29 Oktober 2019.
Polisi pun mengalami kesulitan untuk memanggil MSAT.
Sudah dua surat pemanggilan dilayangkan, namun MSAT mangkir dari panggilan Polisi.
Terakhir ada pengerahan massa oleh pihak MSAT saat Polisi mengantarkan surat pemanggilan kedua pada Kamis (13/1/2022).
Seratusan massa yang mengadang beberapa kali melantunkan bacaan, "Ya Jabbar, Ya Qohar."
Selama kasus berjalan, MSAT sembunyi dan berlindung di pondok pesantren pimpinan ayahnya.
Baru-baru ini, MSAT menantang Presiden Jokowi dan Polri yang tak jua kunjung menangkapnya.
Tantangan itu ia lontarkan di nstagram miliknya dengan nama Andeweazallosplos.
"Lagi bertanding Badminton dengan Penguasa Jombang, tapi gak asyik tu Polres mosok (masa) keroyokan gitu...semua org (orang) bisa kalau maen2 (main main) fitnah keji dan keroyokan," unggahnya.
"Malu sama baju coklatmu hai Kapolres Jombang. Malu sama baju Bupatimu hai pemerintah Jombang. Isin2iii (malu maluin) keroyokan. Gua masih disini tempat ! Losplos city of angel. Gak kemana mana tuaan.. Tinggal ambil aja kan beres..itupun kalo (kalau) mampu (emotion melet) tak tunggu di losplos tuan penguasa jombang," tambahnya.
"Ta tagnya sekalian wak presiden jokowi @jokowi monggo wak presiden kalo (kalau) mau ikutan tanding badminton sama anak buah sampean polres dan pemkab Jombang bupati sa wakile," tantangnya.
Dalam unggahan tersebut tampak MSA menyebut polisi tak mampu menangkap dirinya, dikutip dari Surya.co.id.
Bahkan dalam unggahannya MSA turut serta menyematkan akun instagram Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Aksi bela santriwati
Pada Selasa (7/1/2021), massa dari Aliansi Kota Santri Melawan Kekerasan Seksual menggelar aksi demonstrasi di Mapolres Jombang.
Massa yang didominasi kalangan aktivis perempuan meminta agar polisi segera menahan MSA dan menuntaskan kasus pencabulan tersebut.
Sepekan setelah aksi tersebut, ratusan santri dan alumni salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur menggelar aksi di Mapolres Jombang, Selasa (14/1/2020), dilansir Kompas.com.
Massa dari pesantren yang berada di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang itu meminta agar kasus dugaan pencabulan seorang anak kiai terhadap santri tidak diintervensi oleh pihak manapun.
Lalu pada Senin (20/1/2021), massa dari salah satu pesantren juga menggelar aksi demo dan doa bersama di Alun-alun Jombang.
Massa memprotes pernyataan Bupati Jombang Mundjidah Wahab yang dinilai mengintervensi kasus dugaan pencabulan dengan tersangka MSA (39), putra kiai terkenal di Jombang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Tahun Kasus Anak Kiai Jombang Cabuli Santriwati, Pembela Korban Diintimidasi hingga Demo Bergulir.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/unjuk-rasa-desak-polisi-tangkap-tersangka-pencabulan-di-pesantren-jombang.jpg)