Berita Pekanbaru
Pengungsi Afghanistan Gantung Diri di Pekanbaru, Diduga Inilah yang Membuatnya Berbuat Nekat
Seorang pengungsi asal Afghanistan di Pekanbaru nekat gantung diri di wisma. Muncul dugaan, korban stres karena tak kunjung diberangkatkan UNCHR.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Afghanistan berstatus pengungsi di Pekanbaru, nekat gantung diri di Community House Wisma Indah Sari, Jalan Putri Indah, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru.
Muncul dugaan, korban stres karena tak kunjung diberangkatkan UNCHR (organisasi internasional yang memberikan perlindungan dan bantuan bagi para pencari suaka dan pengungsi, red) ke negara ketiga.
Peristiwa ini, terjadi pada Sabtu (15/1/2022) kemarin, sekira pukul 20.40 WIB.
Berdasarkan data yang dirangkum tribunpekanbaru.com, korban bernama Sayid Nader Baliho (41).
Ketika itu, petugas keamanan Community House Wisma Indah Sari, Surya Saputra, dikagetkan dengan suara jeritan Nasibah Musawi, yang merupakan istri dari korban.
Istri korban lantas memberitahu bahwa korban ditemukan dalam keadaan tergantung, dengan tali di kamar mandi kamar 112 tempat keluarganya tinggal.
Petugas keamanan bersama para pengungsi lainnya, lantas melihat kondisi korban.
Saksi sempat memeriksa denyut nadi korban, dan didapati dalam keadaan lemah.
Korban yang dalam posisi tergantung, lalu diturunkan.
Tali yang menjerat lehernya dipotong.
Tubuh korban kemudian dibaringkan dan dilakukan pertolongan pertama dengan cara menekan-nekan dada korban agar korban tetap bernafas dan sadar.
Selanjutnya sekitar pukul 21.10 WIB, teman-teman korban membawa korban ke rumah sakit dengan menggunakan taksi.
Dengan harapan, korban bisa mendapatkan pertolongan medis dan bisa diselamatkan.
Sementara petugas keamanan, melaporkan kejadian itu ke Polsek Bukitraya.
Tak lama, petugas kepolisian mendatangi lokasi kejadian.
Di lokasi, petugas mendapati sebuah kursi plastik di kamar mandi kamar 112, tali jemuran yang terikat di dinding, 1 unit handphone milik korban, uang tunai, dan sepasang sendal.
Dari tempat itu, polisi juga bergerak ke rumah sakit.
Sesampainya di sana, ternyata oleh tim medis korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Riau, Pujo Harinto, saat dikonfirmasi membenarkan perihal kejadian itu.
"Iya betul, kasus sudah ditangani Polsek setempat," ucap Pujo saat dihubungi, Minggu (16/1/2022).
Disinggung apakah memang ada dugaan korban stres karena tidak kunjung diberangkatkan UNCHR ke negara ketiga, Pujo menyatakan, kemungkinan itu bisa saja.
"Mungkin juga. Mohon dukungan media untuk membantu menyuarakan ke dunia internasional melalui ketajaman pena media," ungkap Pujo.
Lanjut dia, pihaknya juga memperoleh informasi bahwa korban baru saja membeli kendaraan roda dua.
Berdasarkan pemeriksaan kamera pengawas CCTV di lokasi kejadian dijelaskan Pujo, kejadian meninggalnya korban, murni bunuh diri.
Bukan karena tindak kekerasan atau pembunuhan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Andrie Setiawan, turut membenarkan perihal kejadian bunuh diri tersebut.
"Betul kejadiannya. Keterangan dokter yang melakukan pemeriksaan luar mayat diketahui bahwa ditubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan," bebernya.
"Penyebab matinya korban karena adanya trauma di sekitar leher akibat jeratan," imbuh dia.
Beredar informasi, jenazah korban kabarnya juga akan diautopsi malam ini.
Menjawab hal tersebut, Andrie mengatakan masih berkordinasi dengan keluarganya (terkait autopsi, red).
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda).