Berita Dumai
Evakuasi Sarang Tawon hingga Ular Berbisa, Petugas BPBD Dumai Sering Didamprat Pakai Kata Kasar
Evakuasi sarang tawon hingga ular berbisa, petugas BPBD Dumai masih sering didamprat pakai kata kasar. Tapi mereka tetap sabar dan maklum
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Evakuasi sarang tawon hingga ular berbisa, petugas BPBD Dumai masih sering didamprat pakai kata kasar. Tapi mereka tetap sabar dan maklum karena kondisi sedang panik.
Demikian diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Dumai, Adyan BP Harahap, Kamis (20/1/2022).
Ia menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, tidak hanya menanggulangi bencana alam ataupun kebakaran.
Tetapi BPBD Dumai juga membantu masyarakat untuk mengevakuasi binatang-binatang yang mengganggu.
Dituturkan Adyan, bahwa selama 2021 pihaknya telah mencatat ada 96 kasus kejadian kebakaran dan nondarurat kebakaran.
Rinciannya, 29 kasus kebakaran dan 67 kasus nondarurat kebakaran, sehingga totalnya ada 96 kasus.
"Dari 96 kasus kejadian kebakaran dan nondarurat kebakaran, kasus eksekusi sarang tawon atau lebah di Kota Dumai sebanyak 38 kasus," jelasnya, Kamis (20/1/2022)
Adyan menuturkan, kasus nondarurat kebakaran selain eksekusi sarang tawon, pihaknya juga melakukan evakuasi ular jenis ular sawah maupun ular berbisa sebanyak 19 kasus.
"Memang kita selalu mendapat laporan ada sarang tawon dan ular selama 2021, dan kasusnya menjadi yang tertinggi selama 2021 di Kota Dumai," sebutnya.
Dijelaskannya, untuk kebakaran rumah atau pemukiman selama 2021 ada sebanyak 23 kasus.
Disusul dengan kebakaran tangki minyak satu kasus dengan korban jiwa lima orang, kemudian kebakaran mobil, gudang dan lainnya.
Ia menerangkan, sejauh ini anggota yang melakukan eksekusi ataupun evakuasi terhadap bencana kebakaran dan nonkebakaran dalam keadaan baik.
Menurut Adyan, kendala di lapangan yang ditemui khususnya bencana kebakaran pemukiman yakni, akses yang sulit menuju titik api akibat padat pemukiman, serta banyaknya masyarakat yang menonton jika terjadi kebakaran.
"Kita sudah bekerja semaksimal mungkin dalam melayani masyarakat, walaupun kita sering mendapatkan kata-kata kasar karena lambat dalam memberi pertolongan seperti kebakaran,” ujarnya.
“Namun kami memaklumi itu, karena korban dalam keadaan panik, semoga di 2022 ini tidak ada kasus kebakaran terutama pemukiman," pungkas Adyan.
( Tribunpekanbaru.com / Donny Kusuma Putra )