Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dibeli dari Rusia, AS Malah Minta Turki Kirim Rudal S-400 ke Ukraina

Tidak jelas apa sebenarnya yang dia maksud dan Kementerian Luar Negeri AS belum menjawab pertanyaan tentang komentarnya.

AFP
senjata anti rudal S-400 buatan Rusia 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejatinya, sistem pertahanan rudal S-400 adalah buatan Rusia.

Dan beberapa negara juga telah memilikinya, termasuk Turki.

Kini, Amerika Serikat (AS) secara informal telah menyampaikan kepada Turki terkait kemungkinan mengirim sistem pertahanan rudal S-400 ke Ukraina untuk membantu negara itu memerangi invasi pasukan Mokswa.

Menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut, para pejabat AS telah menyampaikan saran itu selama sebulan terakhir kepada Turki, tetapi tidak ada permintaan khusus atau formal yang dibuat.

Mereka mengatakan saran itu juga muncul secara singkat selama kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman ke Turki awal bulan ini.

Pemerintahan Biden telah meminta Turki yang sudah menggunakan peralatan dan sistem buatan Rusia, termasuk rudal S-300 dan rudal S-400 untuk mempertimbangkan mengirimkannya ke Ukraina.

Gagasan itu, yang menurut para analis pasti akan ditolak oleh Turki, adalah bagian dari diskusi yang lebih luas antara Sherman dan pejabat Turki tentang bagaimana AS dan sekutunya dapat berbuat lebih banyak untuk mendukung Ukraina dan tentang bagaimana meningkatkan hubungan bilateral.

Pihak berwenang Turki belum mengomentari saran atau proposal AS terkait dengan transfer sistem S-400 Ankara ke Ukraina, yang telah menjadi titik pertikaian lama antara kedua sekutu NATO tersebut.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Turki tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Sumber dan analis Turki mengatakan saran semacam itu akan menjadi non-starter bagi Turki, dengan mempertimbangkan yang mungkin akan terjadi.

Ini termasuk rintangan teknis terkait dengan pemasangan dan pengoperasian S-400 di Ukraina, hingga masalah politik seperti pukulan balik yang kemungkinan akan dihadapi Turki dari Rusia.

Washington telah berulang kali meminta Ankara untuk menyingkirkan baterai rudal darat-ke-udara buatan Rusia sejak pengiriman pertama tiba pada Juli 2019.

AS telah menjatuhkan sanksi pada industri pertahanan Turki dan sebagai akibatnya mengeluarkan anggota NATO Turki dari program jet tempur F-35.

Ankara mengatakan terpaksa memilih S-400 karena sekutu tidak menyediakan senjata dengan persyaratan yang memuaskan.

Para pejabat AS ingin memanfaatkan momen ini untuk menarik Turki kembali ke orbit Washington.

“Saya pikir semua orang tahu bahwa S-400 telah menjadi masalah lama dan mungkin ini saatnya kita dapat menemukan cara baru untuk memecahkan masalah ini,” kata Sherman kepada penyiar Turki Haberturk dalam sebuah wawancara pada Sabtu (5/3/2022).

Tidak jelas apa sebenarnya yang dia maksud dan Kementerian Luar Negeri AS belum menjawab pertanyaan tentang komentarnya.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar tentang saran yang dibuat selama kunjungannya ke Turki.

Upaya itu juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintahan Biden untuk menanggapi permohonan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk membantu melindungi langit Ukraina.

Sistem pertahanan udara buatan Rusia atau Soviet seperti S-300 yang dimiliki sekutu NATO lainnya dan S-400 banyak dicari.

Turki adalah negara yang berbagi perbatasan maritim dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam dan memiliki hubungan baik dengan keduanya.

Dikatakan oleh Turki bahwa invasi itu tidak dapat diterima dan menyuarakan dukungan untuk Ukraina, tetapi juga menentang sanksi terhadap Moskwa sambil menawarkan untuk menengahi.

Menurut para analis, Ankara telah dengan hati-hati merumuskan retorikanya untuk tidak menyinggung Moskwa, yang memiliki ikatan energi, pertahanan, dan pariwisata yang erat.

Tetapi, Ankara juga telah menjual drone militer ke Kyiv dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak hingga membuat marah Kremlin.

Turki juga menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya, serta pencaplokan Crimea pada 2014.

“Turki telah berhasil berjalan di ujung tanduk dan transfer S-400 Rusia pasti akan menyebabkan kemarahan Rusia yang parah,” kata Aaron Stein, Direktur Penelitian di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Philadelphia.

“Dan bagi Erdogan (Presiden Turki), S-400 telah menjadi simbol kedaulatan Turki, jadi memperdagangkannya tidak akan berarti apa-apa,” ungkap dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved