Alamak! Polri Sebut Seribuan Personil Teroris Jaringan NII Ada di Sumbar
Polri sebut seribuan personil teroris jaringan NII bermukim di Provinsi Sumbar. Padahal daerah itu cenderung aman dan damai.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pernyataan pihak Polri yang mengatakan 1.125 personil teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) berada di Sumbar mengejutkan para pihak.
Sebab, Sumbar dinilai jauh dari aksi terorisme. Bahkan cenderung aman dan damai.
Seribuan personil teroris jaringan NII berada di Sumbar itu diungkapkan ke publik oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Menanggapi persoalan itu, Ketua DPRD Sumbar Supardi minta kepala daerah memberikan keterangan resmi, untuk mengantisipasi terbangunnya anggapan Sumbar sarang teroris.
"Dinyatakan oleh pihak kepolisian, ada ratusan masyarakat yang terlibat NII tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan Tanah Datar. Hingga sekarang, kepala daerah belum memberikan keterangan resmi. Agar lebih pasti mereka harus turun langsung untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terkait jaringan tersebut," kata Supardi yang dihubungi Kompas.com, Minggu (17/4/2022) di Padang.
Supardi mengatakan sebagai unsur pemerintah provinsi, pihaknya belum mengetahui konteks terorisme yang diusung oleh NII, apakah itu pemberontakan atau ajaran garis keras.
Ketika persoalan ini terus bergulir dan pemerintah daerah diam, kata politisi Partai Gerindra itu dampaknya bisa lebih berbahaya, Sumbar bisa dikatakan sarang teroris karena basis NII.
Supardi mengatakan, pemerintah daerah hingga sekarang belum mengambil sikap.
Akibatnya pihak luar pun akan menilai stigma itu benar, karena tidak ada klarifikasi.
"Secara dampak, banyak hal negatif yang akan diterima Sumbar jika isu sarang teroris tidak dituntaskan," jelas Supardi.
Para investor akan takut menanamkan modal, wisatawan pun tidak akan melirik Sumbar, para perantau pun juga tidak nyaman karena berasal dari daerah basis NII.
"DPRD Sumbar mendesak untuk segera menuntaskan ini, dari beberapa kali penangkapan tetapi tidak ada keterangan resmi dari pemerintah dan pihak kepolisian," jelas Supardi.
Supardi menegaskan secara budaya, orang Minang tidak memiliki jiwa pemberontak melainkan jiwa yang kritis.
"Mungkin saja paham-paham NII dibawa oleh orang-orang luar ke Sumbar, sehingga berkembang dari generasi ke generasi dengan sasaran masyarakat kalangan tertentu," kata Supardi.
Supardi meminta gubernur melakukan koordinasi dengan para bupati serta walikota dari 19 kabupaten dan kota, kemudian mengajak pihak kepolisian duduk bersama.
