Perang Rusia vs Ukraina
Crazy Rich Rusia, Roman Abramovich Kunjungi Kyiv, Bujuk Ukraina Berdamai
Konglomerat Rusia, Roman Abramovich nekad memasuki ibukota Ukraina, Kyiv yang tengah dibombardir Rusia. Abramovich datang untuk negosiasi damai
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, KYIV - Konglomerat Rusia yang juga dikenal sebagai Crazy Rich Roman Abramovich datang mengunjungi Kyiv pada Sabtu (16/4/2022).
Kedatangan mantan bos klub elit Chelsea itu bertujuan untuk bernegosiasi dengan pihak Ukraina untuk membicarakan upaya damai.
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Strait Times pada Minggu (17/4/2022) disebutkan,
Perjalanan Roman Abramovich ke Kyiv adalah bagian dari upaya memulai kembali pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina,
yang terhenti setelah muncul bukti kekejaman Rusia terhadap warga sipil.
Roman Abramovich dikabarkan bertemu dengan negosiator Ukraina untuk membahas cara menghidupkan kembali negosiasi.
Baca juga: Rusia Kian Menggila, Ukraina Makin Luluh Lantak, Zelensky Teriak Minta Tolong
Baca juga: Rusia Ancaman Amerika Serikat dan NATO Jika Berani Lakukan Ini ke Ukraina
Konglomerat Rusia, yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin,
telah bertindak sebagai mediator informal sejak perang dimulai pada akhir Februari, ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ikut memintanya untuk terlibat.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional presiden, menyebutkan upaya yang dilakukan oleh Roman Abramovich merupakan pertanda bahwa Rusia makin ketar ketir dengan invasi militernya di Ukraina yang tak kunjung usai.
Apalagi, kata Jake Sullivan, pasokan senjata dari AS ke Ukraina terbukti efektif untuk menghadang invasi Rusia.
Di Moskow, para politikus semakin menyerukan Rusia untuk menyerang jalan-jalan dan rel kereta api Ukraina untuk menghambat pengiriman senjata.
Sementara Rusia telah menargetkan banyak bandara Ukraina, namun jaringan transportasi darat negara itu sebagian besar tetap utuh.
“Waktunya telah tiba untuk tidak berbicara, tetapi untuk menyerang,” Viktor Baranets, kolumnis militer untuk Komsomolskaya Pravda, tabloid terbesar Rusia, mengatakan pada hari Jumat. "Eselon kereta api harus dihancurkan bersama dengan kereta api."
Kekhawatiran Rusia makin menjadi-jadi tatkala Ukraina mampu memukul kapal perangnya yang paling canggih Moskva.
Dan atas kekhawatiran itulah, Roman Abramovic pun dilipatkan untuk menegosiasikan upaya damai kedua negara yang berkonflik tersebut.
( Tribunpekanbaru.com / Guruh Budi Wibowo )

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											