Berita Dumai
Peninggalan Soeharto di Dumai, Masjid Al Hijriyah Arsitekturnya Ala Masjid Demak, Cungkup Susun 3
Masjid peninggalan Presiden Soeharto tersebut adalah Masjid Al Hijriyah yang diresmikan pada tanggal 16 Mei 1997
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Satu di antara program yang monumental dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto adalah, 999 masjid yang dibangun melalui Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP) sejak 1982 sampai 2009.
Soeharto mendirikan YAMP sebagai bentuk keprihatinan atas kegiatan tarik amal jariah masyarakat di jalan-jalan dalam pembangunan masjid.
Masjid Muslim Pancasila Pak Harto sangatlah mudah dikenali, sebab menggunakan arsitektur bangunan yang sama ala Masjid Demak, Jawa Tengah
Satu dari 999 masjid yang dibangun YAMP di seluruh Indonesia itu ada di Kota Dumai, Provinsi Riau.
Tepatnya di Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Dumai Selatan.
Masjid peninggalan Presiden Soeharto tersebut adalah Masjid Al Hijriyah yang diresmikan pada tanggal 16 Mei 1997.
Masjid Al Hijriyah yang dibangun oleh YAMP ini, terlihat dari luar tidak ada kubah beton berbentuk bulat lonjong, sebagaimana masjid pada umumnya.
Ada cungkup tiga susun yang makin ke atas makin kecil dengan bahan genting.
Di pucuk atap terdapat lafaz "Allah" dalam tulisan Arab di dalam segi lima dan menjadi ciri khas dari Masjid Pancasila.
Corak dan bangunannya boleh dibilang melawan arus dari bentuk-bentuk masjid pada umumnya, yang kebanyakan berkiblat ke bentuk masjid di Timur Tengah.
Masjid Pancasila Al Hijriyah ini memiliki desain arsitektur yang khas, yaitu bercungkup susun tiga, sebagaimana corak asitektural masjid khas nusantara atau lebih dikenal Masjid Demak pada masa lalu.
Meski sudah berumur 25 tahun, namun masjid Al Hijriyah ini tidak berubah bentuk.
Baik corak, arsitektur masih sama dengan bangunan 25 tahun yang lalu, termasuk ukiran ukiran di pintu dan jendela
Di bagian dalam masjid, bentuk dan arsitekturnya seperti masjid-masjid yang berada di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Bahkan kaligrafi bertuliskan Asmaul Husna masih terlihat cantik sama seperti sedia kala.
Jika diperhatikan lebih lama, di dalam masjid ini, tidak ada ditemukan tiang penyanggah, seperti masjid-masjid modern.
Tidak ada yang berubah dari bentuk bangunan masjid Pancasila, hanya ada penambahan penambahan seperti menara dan tempat parkir saja, selebihnya masih bangunan lama.
Ketua Pengurus Masjid AL- Hijriyah Dumai, Asnam mengungkapkan, bahwa masjid ini dibangun oleh YAMP yang dimotori oleh Presiden Soeharto pada tahun 1997 silam.
Terbangunnya masjid ini berkat tokoh masyarakat Dumai, yakni Almarhum Umar Humayah, mantan DPRD provinsi Riau dan DPRD Dumai dari Fraksi Golkar.
"Jadi Almarhum Umar Humayah inilah yang memiliki banyak andil dalam pembangunan masjid kita ini," katanya, Minggu (24/4/2022).
Asnam mengungkapkan, bahwa bangunan masjid ini kebanyakan materialnya didatangkan dari pusat, termasuk di pucuk atap terdapat lafaz "Allah".
"Masjid ini merupakan masjid Pancasila satu-satunya yang masih berdiri dan masih sama bentuknya seperti 25 silam di Kota Dumai," imbuhnya.
Keberadaan masjid ini menjadi pusat kegiatan umat Islam, khususnya di Kelurahan Bumi Ayu.
Sebagai pengurus masjid peninggalan presiden RI kedua ini, Asnam mengungkapkan, bahwa pengurus tidak akan mengubah bentuk arsitekturnya, karena mengandung nilai nilai sejarah.
Masjid Al- Hijriyah ini memiliki desain arsitektur yang khas, yaitu bercungkup susun tiga, sebagaimana corak asitektural masjid khas nusantara atau lebih dikenal Masjid Demak pada masa lalu.
"Konon masjid bercungkup susun tiga merupakan simbol keterikatan antara Islam dengan budaya nusantara (lokal)," sebutnya.
Asnam menerangkan, masjid ini akan selalu pihaknya pertahankan bentuk arsitekturnya agar nilai nilai sejarahnya tak hilang.
"Kalau tak salah ukuran masjid ini 17 meter dikali 17 meter, dan kami akan selalu mempertahankan arsitekturnya, karena memiliki sejarah yang penuh makna," ucap Asnam.
( Tribunpekanbaru.com / Donny Kusuma Putra )