Keberadaan Pasar Fisik Timah Untungkan Bangka Belitung
Dari data PT Timah (Persero) Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara, pendapatan dari pertambangan timah menjadi sumber devisa negara
Penulis: Rino Syahril | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM - Indonesia merupakan pemasok timah di pasar internasional dengan pangsa pasar mencapai 40 % . Potensi timah Indonesia tersebar di Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau.
Untuk di Provinsi Bangka Belitung Timah berada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Sedangkan di Kepulauan Riau berada di Pulau Singkep dan Pulau Karimun. Namun sekitar 90 % produksi timah di Indonesia berasal dari Provinsi Bangka Belitung.
Total sumber daya timah Indonesia data Kementerian ESDM dalam bentuk bijih sebesar 3.483.785.508 ton dan logam 1.062.903 ton, sedangkan cadangan timah Indonesia dalam bentuk bijih sebesar 1.592.208.743 ton dan logam 572.349 ton.
Cadangan timah Indonesia ini menempati urutan kedua terbesar di dunia setelah Cina. Dari sisi demand, kebutuhan timah dunia berkisar 200.000 ton per tahun, dan Indonesia berkontribusi sebesar 40 persen atau sekitar 80.000 ton per tahun.
Indonesia merupakan negara ekspor terbesar timah dan diikuti oleh Malaysia, Singapura, Peru, dan Bolivia. Sedangkan negara terbesar pengguna timah adalah China, Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Kemudian, negara impor timah batangan terbesar di dunia adalah Singapura, Belanda, India, Jepang, dan Taiwan.
Besarnya kekayaan alam ini mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara dan tentunya bisa meningkatkan perekonomian negara dan daerah penghasil timah. Dari data PT Timah (Persero) Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara, pendapatan dari pertambangan timah menjadi sumber devisa negara dengan total penjualan luar negeri 95 % dan total penjualan domestik 5 % .
Sementara itu laporan penerimaan royalti Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM tahun 2009 dari perusahaan timah mencapai Rp. 134.027.307.198 ditambah dengan royalti dari PT Koba Tin sebesar USD 2.919.160,79 sedangkan APBN saat itu ialah Rp. 985.725,3 miliar.
Sedangkan berdasarkan US Geological Survey 2006, cadangan timah di Indonesia mencapai 800.000 sampai 900.000 ton. Tingkat produksi rata-ratanya mencapai 60.000 ton/tahun, atau setara dengan 90.000 ton/tahun pasir timah, cadangan itu hanya mampu bertahan sekitar 10 hingga 12 tahun lagi.
Jika diasumsikan harga rata-rata timah USD 20.000/mton, sumber daya timah ini menyimpan potensi ekonomi dengan nilai sekitar US$ 18 miliar atau sekitar Rp 190 triliun. Dengan demikian dapat terlihat bahwa tambang timah memiliki potensi besar sebagai penyumbang devisa negara.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dipercaya sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi pasar Fisik Timah untuk perdagangan timah dalam negeri mulai 22 Maret 2021 lalu di Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange).
Untuk itu kedepan KBI akan terus mengeluarkan insiasi-inisiasi baru terkait upaya mendorong ekonomi nasional. Dalam perannya sebagai akselerator ekonomi masyarakat, tentunya sudah menjadi kewajiban bagi KBI untuk mendorong pertumbuhan ekononi masyarakat.
"Hal ini yang kami jalankan di Bangka Belitung, baik itu terkait perdagangan timah, maupun pemanfaatan sistem resi gudang. Selain itu, beberapa program Tanggung jawab sosial dan lingkungan juga kami jalankan di Bangka Belitung. Harapan kami, apa yang telah kami upayakan akan memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat Bangka Belitung," ujar Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi.
Adanya pasar fisik timah murni batangan ini tentunya akan langsung memberikan dampak kepada masyarakat Bangka Belitung, yaitu dalam bentuk Royalty. "Tentunya royalty ini akan menjadi sumber pendapatan asli daerah Bangka Belitung. Kedepan, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan transaksi di pasar fisik timah, yang artinya kedepan pendapatan asli Bangka Belitung juga akan meningkat," ucap Fajar.
Kedepan Fajar, optimis, perdagangan timah dalam negeri akan terus tumbuh. Hal ini dikarenakan industri dalam negeri yang membutuhkan timah sebagai bahan baku cukup besar. "Untuk itu, kami sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi, akan terus meningkatkan layanan kepada para pemangku kepentingan di sektor ini," ungkapnya.
Atas dasar itu jugalah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sebagai Lembaga Kliring yang telah beraliansi selama 20 tahun dengan PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) secara bersama menyelenggarakan pasar fisik timah murni batangan di Indonesia.
Harga yang terus fluktuatif membuat perusahaan timah yang tergabung dalam Komite Timah Indonesia (KTI) menginginkan harga yang lebih baik. Hal tersebut kemudian mengarah kepada dibentuknya sebuah pasar untuk ekspor timah Indonesia. Berpijak pada posisi Indonesia sebagai produsen timah terbesar kedua setelah Cina, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) membentuk pasar fisik penjualan logam timah pertama di Indonesia dengan kode INATIN yang terdaftar dalam Badan Komoditi Derifatif Indonesia (BKDI). Tujuan dibentuknya pasar fisik timah adalah untuk menjaga stabilitas harga dan mencapai harga timah yang diinginkan serta menghindari kemungkinan terjadinya spekulasi harga.
Pembentukan pasar ini diatur sebagaimana tertera dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi nomor 77/Bappebti/per/12/2009 tentang penyelenggaraan pasar fisik komoditi terorganisir di bursa berjangka. Peresmian Pasar Timah Indonesia (PTI) dengan kode INATIN di dalam Badan Komoditi Derivatif (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) sepenuhnya berada di bawah naungan Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang dilaksanakan pada 15 Desember 2011. Kemudian dilanjutkan dengan peluncuran kontrak fisik timah dengan kode INATIN pada tanggal 1 Februari 2012 yang ditandai dengan masuknya 13 perusahaan yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri.
Perusahaan tersebut mencakup tujuh penjual dan enam pembeli antara lain PT Timah Tbk, 3H CO Ltd, Gold Matrix Resources Ltd, PT Tambang Timah, PT Mitra Stania Prima, PT Comexindo Internastional, PT Timah Industri dan PT Refined Bangka Tin. Adapun kontrak yang diperdagangkan adalah timah jenis TINPB300, TINPB200, TINPB100, TINPB50, dan TIN4NINE. Kontrak perdagangan timah menggunakan satuan lot yang setara dengan 5 metrik ton. Transaksi menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat dengan kelipatan USD 5/metrik ton. Mutu timah yang diperdagangkan berkadar minimum 99,85 % Sn dan 99,9 % Sn untuk jenis TIN4NINE.
Direktur Utama Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, kehadiran pasar fisik timah dalam negeri dapat mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan mempercepat pemulihan ekonomi.
“Makanya saya optimis, dengan dimulainya transaksi perdagangan timah murni batangan dalam negeri, akan menarik inventor domestik untuk bertransaksi melalui sistem perdagangan yang ada di BBJ,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Niaga PT Timah Tbk Purwoko menambahkan, sebagai member, kehadiran BBJ merupakan alternatif bursa timah di Indonesia memberikan kenyamanan dalam bertransaksi. Transaksi timah melalui BBJ lebih mengedepankan tata niaga yang fleksibel dan transparan karena semua transaksi tercatat dan dapat dimonitor oleh negara. Ia mengharapkan, kolaborasi antara PT Timah Tbk. dan BBJ atas transaksi timah dalam negeri dapat memberikan angin segar pada hilirisasi produk timah dalam negeri, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. JFX sebagai Self Regulatory Organization (SRO) menetapkan tahun 2021 sebagai tahun Perubahan dan Pengembangan.
Pengembangan dan perbaikan akan dilakukan di semua lini organisasi, terutama di bidang sumber daya manusia. Hal ini dilakukan demi efisiensi dan peningkatan produktivitas, serta menjadikan sumber daya yang siap berkiprah di era globalisasi. Melalui perbaikan yang dilakukan baik secara internal maupun antar-lembaga, diharapkan perubahan ini berdampak positif bagi industri dan perusahaan baik dalam hal industrial positioning maupun dalam hal financial result.
Selanjutnya Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan Indonesia merupakan negara penghasil timah terbesar di dunia, dan kebutuhan dalam negeri juga cukup besar. Untuk itu, perlu tata niaga yang baik terkait transaksi timah dalam negeri, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada negara dan masyarakat.
"Perdagangan Timah Dalam Negeri pada prinsipnya sama dengan transaksi Pasar Fisik Timah murni batangan, perbedaannya adalah para pesertanya. Dalam pasar fisik timah murni batangan, pesertanya adalah buyer dari luar negeri untuk kebutuhan ekspor. Sedangkan dalam perdagangan timah dalam negeri, buyer-nya berasal dari dalam negeri," ujar Fajar.
Perdagangan timah dalam negeri ini jelas Fajar, sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan No 53 Tahun 2018 Tentang perubahan kedua atas peraturan menteri perdagangan nomor 44/M-DAG/ PER/7/2014 tentang ketentuan ekspor timah. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa transaksi timah murni batangan wajib diperdagangkan di bursa. Terkait Pasar Fisik Timah Murni Batangan, telah berjalan di Bursa Berjangka Jakarta sejak tahun 2019.
Pada perdagangan barang komoditi ini kata Fajar lagi, PT KBI ditunjuk sebagai lembaga kliring sekaligus memiliki peran strategis yang berfungsi memelihara intregitas keuangan para pelaku usaha. PT KBI (Persero) melakukan peranannya mulai dari pendaftaran yaitu mendaftarkan Transaksi Kontrak berjangka dan/atau derivatif lainnya yang telah sepadan baik di bursa maupun Luar Bursa (OTC) Over The Counter, termasuk verifikasi kelengkapan dan kebenaran transaksi. Perseroan juga menjalankan fungsi substitusi dimana Lembaga Kliring akan melakukan fungsi novasi untuk transkasi kontrak berjangka/derivatif lainnya yang didaftarkan oleh Anggota Kliring Pembeli dan Penjual.
Untuk itu .elalui proses novasi atau substitusi, Lembaga Kliring akan menjamin hak dan kewajiban Pembeli untuk setiap Anggota Kliring Penjual dan akan penjamin hak dan kewajiban Penjual terhadap setiap Anggota Kliring pembeli. Ditambah melakukan perhitungan keuntungan dan kerugian atas kontrak berjangka dan/atau derivatif lainnya berdasarkan harga penyelesaian yang ditetapkan oleh PT Bursa Berjangka Jakarta setiap kontrak yang terdaftar dan merupakan suatu kontrak terbuka.
KBI juga melakukan perannya dalam pengelolaan risiko atau Risk Management meliputi Pemenuhan Margin, Dana Jaminan Kliring / Security Deposit, Modal Bersih Disesuaikan (MDB) dan Rekening Dana Terpisah (Rekening Segregated dan Rekening Unsegregated).
"Peran yang terpenting lainnya adalah Sistem Kliring Derivatif guna melakukan pengelolaan risiko," ucap Fajar.
Sesuai perannya tambah Fajar, KBI juga melakukan pembinaan dan pengawasan kondisi keuangan Anggota Kliring, pemungutan dan pengelolaan margin, pemisahan dana anggota Kliring dalam rekening terpisah, dana kliring hingga penanggulangan cidera janji guna menjaga kepercayaan pasar.
Lembaga Kliring juga ikut melakukan penyelesaian transaksi perdagangan berjangka dan/atau derivatif lainnya untuk menutup kontrak terbuka Anggota Kliring yaitu penyelesaian transaksi secara likuidasi/offset, penyelesaian transkasi secara serah fisik, penyelesaian transaksi secara tunai (cash settlement) dan penyelesaian transaksi secara tukar fisik berjangka.
“Adanya perdagangan timah dalam negeri ini, tentunya adalah dalam rangka menciptakan transparansi sehingga semua transaksi yang terjadi tercatat dan dapat dimonitor oleh negara, termasuk berapa kebutuhan ekspor dan kebutuhan dalam negeri sehingga dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan selanjutnya," ungkapnya.
Harga Timah Capai Harga Tertinggi di BBJ Pada Level USD 39.800
Harga timah di Pasar Fisik Timah Murni Batangan yang diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) capai harga tertingginya pada 19 Oktober 2021 di level USD 39.800 per metrik ton. Harga ini telah meningkat sebesar 18,2 % dibandingkan awal perdagangan pada 1 Oktober 2021 yang sebesar USD 33.670 per metrik ton. Peningkatan harga tersebut, membawa sejumlah dampak positif bagi negara.
Untuk diketahui, Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara bukan Pajak, disebutkan pemerintah akan mendapatkan royalty sebesar 3 % dari harga jual. Selanjutnya, bagi pemerintah daerah akan ada alokasi dalam bentuk Dana Bagi Hasil.
Sementara untuk komoditas timah, Indonesia menjadi pemain yang diperhitungkan di pasar timah dunia. Dengan cadangan sekitar 17 % dari total cadangan timah dunia. Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi, mengatakan pertumbuhan harga timah untuk ekspor di pasar fisik timah murni batangan di BBJ ini memberikan dampak positif kepada negara.
“Kita tahu, dengan adanya ekspor timah tentunya akan memberikan tambahan devisa bagi negara. Selain itu, pemerintah baik pusat maupun daerah juga akan mendapatkan dana bagi hasil dari royalti atas ekspor timah yang ada,” ujarnya.
Ditambahkan Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang, kenaikan harga di pasar fisik timah murni batangan ini menunjukkan bahwa ada kenaikan permintaan pasar, khususnya untuk ekspor. “Terciptanya harga tertinggi ini tentunya merupakan angin segar bagi ekosistem pasar fisik timah murni batangan yang diperdagangkan di BBJ. Selain itu, pergerakan ekonomi global yang mulai tumbuh, tentunya juga memberikan stimulus terhadap terjadinya kenaikan transaksi ini,” ujarny.
Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, pada awal pembukaan perdagangan dalam negeri yang dilakukan pada hari Senin 22 Maret 2021, telah terjadi transaksi sebanyak 150 Lot dengan berat 150 ton dengan harga transaksi Rp 356.408.648/ton. Mekanisme trading pada dasarnya sama dengan transaksi timah luar negeri yang membedakan hanya di lottase bahwa 1 lot = 1 ton sedangkan untuk ekspor 1 lot = 5 ton. Jenis timah yang diperdagangkan juga sama dengan untuk ekspor, yaitu TLEAD300,200,100,50 dan TPURE099.
Sementara itu di tahun 2022 sampai dengan Kuartal I KBI mencatat nilai transaksi pasar fisik timah murni batangan mencapai lebih dari Rp 5,5 Triliun.
Dari transaksi pasar Fisik Timah ekspor terjadi trasaksi sebanyak 1.640 lot dengan senilai USD 348,1 juta atau lebih dari Rp 4,8 Triliun. Sedangkan untuk pasar fisik timah dalam negeri, di tahun 2022 sampai dengan Kuartal I telah terjadi transaksi sebanyak 953 Lot senilai Rp 677,2 Miliar.
Pasar Fisik Timah Murni Batangan di Bursa Berjangka Jakarta terdiri dari 2 jenis, yaitu pasar fisik untuk ekspor serta pasar fisik untuk dalam negeri. Perbedaan kedua jenis pasar fisik ini adalah dalam perhitungan Lot transaksinya, yaitu untuk Pasar fisik ekspor 1 Lot sebanyak 5 Ton, sedangkan untuk pasar timah dalam negeri 1 Lot sebanyak 1 ton.
Ekosistem perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta ini telah berjalan sejak pertengahan tahun 2019 untuk kegiatan ekspor. Sedangkan untuk perdagangan timah dalam negeri, mulai berjalan pada Maret 2021. Dalam ekosistem ini, KBI berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi mengatakan, Sebagai Lembaga Kliring, tentunya tugas KBI adalah memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah sesuai dengan regulasi yang ada. Adanya pasar fisik timah melalui bursa ini tentunya menjadi sesuatu yang positif bagi negara, dimana perdangan timah murni batangan menjadi lebih transparan dan dapantau oleh negara.
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2021 transaksi pasar fisik timah murni bantangan di Bursa Berjangka Jakarta yang dikliringkan di KBI tercatat sebanyak 10.977 Lot dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 20,7 Triliun.
Dari total transaksi yang tersebut, di pasar fisik timah murni batangan untuk ekspor mencapai 8.862 Lot dengan nilai transaksi sebesar USD 1,4 Miliar, atau sekitar Rp 19,7 Triliun. Sedangkan dari Pasar Fisik Timah dalam negeri, sepanjang tahun 2021 (Maret – Desember) transaksi mencapai 2.115 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp. 987 Milliar.
Fajar Wibhiyadi menambahkan, perdagangan Pasar Fisik Timah Murni Batangan melalui Bursa Berjangka ini tentunya akan memberikan nilai positif, baik terhadap ekonomi nasional maupun membangun posisi Indonesia sebagai penentu harga timah dunia.
"Indonesia yang memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, tentunya harus memiliki peran sentral dalam pasar timah dunia," ucap Fajar.
Kedepan, sebagai Lembaga Kliring, KBI akan terus mendorong para pelaku di sektor perdagangan timah ini, serta meningkatkan layanan prima bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perdagangan timah ini. "Terkait pasar fisik timah murni batangan, KBI juga telah mendapatkan ISO 9001 : 2015 tentang sistem manajemen mutu," ungkap Fajar.
Timah Mendominasidi Resi Gudang yang Mencapai 92 RG
PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang merilis data pemanfaatan Resi Gudang Kuartal I 2022. Dalam rilisnya, sampai dengan kuartal I 2022 pembiayaan resi gudang mencapai Rp 278 miliar, atau mengalami pertumbuhan 1.283 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 20,1 miliar.
Dari sisi jumlah registrasi, di tahun 2022 sampai dengan kuartal I Resi Gudang yang diregistrasi mencapai 146 RG yang terdiri dari enam komoditas, dengan volume 3,1 juta kilogarm (kg), dengan nilai barang mencapai Rp 306 miliar.
Dari sisi Komoditas, Resi Gudang komoditas timah mendominasi dengan jumlah registrasi mencapai 92 RG dengan volume 463.125 Kg senilai Rp 265 miliar. Sedangkan dari sisi pembiayaan, Resi Gudang Timah di Kuartal I 2022 ini mencapai Rp 176 miliar. Selain komoditas timah, beberapa komoditas lain yang masuk dalam resi gudang di Kuartal I 2022 meliputi ayam karkas beku, gabah, beras, rumput laut dan ikan.
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2021 jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 633 RG dari 12 komoditas, dengan volume barang mencapai 13,9 juta kg, dengan nilai pembiayaan Rp 277,395 miliar.
Salurkan Bantuan Paket Data Bagi 150 Siswa di Bangka Belitung.
Pandemi Covid 19 telah membuat sektor ekonomi yang sebelumnya bergerak bangkit, kembali terpuruk, karena banyak daerah menerapkan PSBB. Bahkan sektor pendidikan juga terdampak.
Melihat kondisi tersebut, PT Kliring Berjangkang Indonesia (KBI) bersama Jakarta Futures Exchange (JFX) tergerak turut serta memberikan bantuan dengan memberikan paket data bagi siswa.
Bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Bangka Belitung, JFX-KBI menyerahkan bantuan paket data bagi 150 siswa di Bangka Belitung.
Direktur Utama JFX, Stephanus Paulus Lumintang mengungkapkan, suatu kehormatan bagi JFX dapat memberikan bantuan kepada masyarakat Bangka Belitung, dimana masyarakat Bangka Belitung sudah merupakan keluarga bagi JFX dan KBI.
Ini merupakan CSR yang pertama kali dilakukan untuk masyarakat bangka Belitung. "Harapan kami dapat ikut serta berpartisipasi lebih besar lagi pada bulan Nopember nanti bertepatan dengan hari Ulang Tahun Bangka Belitung. Kami akan terus berusaha untuk memberikan bantuan bagi perkembangan propinsi bangka Belitung," ucapnya.
Penyerahan bantuan paket data bagi 150 siswa ini dilakukan melalui media Zoom yang dihadiri oleh Direksi dan Dewan Komisaris JFX, Direktur KBI, Ketua PWI Cabang Bangka Belitung serta para awak media cetak dan elektronik Bangka Belitung.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan Program CSR yang pihaknya lakukan sejalan dengan perwujudan tanggung jawab sosial, tidak hanya sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi, tapi juga dalam posisi kami sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Apalagi saat ini Indonesia sedang dilanda Covid-19, dimana anak-anak sekolah melakukan kegiatan belajar secara online, kami berharap apa yang kami sampaikan ini dapat membantu untuk para pelajar bisa melakukan kegiatan belajar dengan baik.
"Kegiatan sosial kami ini, juga merupakan bagian dari implementasi core value BUMN yaitu Akhlak, dimana salah satunya adalah Amanah, yaitu amanah dalam menjalankan peran sebagai BUMN, yang juga menjalankan tanggung jawab sosial," ujarnya.
Sebenarnya, program CSR ini seyogyanya akan diserahkan langsung ke Bangka Belitung yang sekaligus akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada awak media dengan bekerjasama dengan PWI Cabang Bangka Belitung.
Namun, karena adanya pemberlakukan kembali PSBB saat, JFX-KBI terpaksa menunda untuk berada di Bangka Belitung.
Kepedulian JFX-KBI tidak dilihat dari besaran nilainya, namun dari kesadaran dan keikhlasan, kiranya bisa bermanfaat, barokah buat sesama dan JFX-KBI mengajak semua elemen masyarakat untuk pro aktif dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus ini, dengan mengikuti arahan pemerintah. (Tribunpekanbaru.com/Rino Syahril).
