Gadis 15 Tahun di Sragen Ajari Gadis 11 Tahun Main Bertiga Hingga Diminta Layani Pacarnya
Gadis belia yang berinisial P (15) di Sragen ini tak malu berhubungan intim bertiga dengan dua pemuda di depan bocah perempuan yang berinisial W
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang gadis belia di Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah nekat mengajari seorang bocah perempuan berusia 11 tahun untuk berhubungan intim.
Gadis belia yang berinisial P (15) itu tak malu-malu berhubungan intim bertiga dengan dua orang pemuda di depan bocah perempuan yang berinisial W itu.
Setelah P dan dua pemuda itu berhubungan intim, P menyuruh W untuk melayaninya salah satu pacarnya berhubungan intim.
W terpaksa menuruti keinginan W lantaran takut.
Peristiwa tersebut terjadi berulangkali. Setiap P ingin berhubungan intim dengan kedua pacarnya, P selalu mengajak W.
W pun trauma berat. Terlebih penyidik di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sragen, Jawa Tengah selalu mengajukan pertanyaan yang serupa.
Pertanyaan serupa yang diajukan penyidik membuat bocah perempuan itu teringat kembali peristiwa kelam yang menimpanya.
Pemeriksaan terbaru dilakukan oleh penyidik Polres Sragen pada Kamis (19/5/2022), sekitar pukul 10.30 WIB kemarin.
Kuasa Hukum Keluarga Korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron Solo, Andar Beniala, mengatakan selama pemeriksaan W dicecar pertanyaan mengenai bagaimana cara terduga pelaku melakukan pemerkosaan.
"Ada 10 pertanyaan yang dipertanyakan oleh pihak kepolisian. Pemeriksaan ini sebagai tambahan pernyataan oleh pihak kepolisian untuk nantinya menentukan tersangka," kata Andar Beniala seusai mendampingi korban di Polres Sragen, Kamis (19/5/202).
Korban mengaku telah mengalami dua kali dugaan pemerkosaan.
Pertama di rumah kosong dan kedua di kamar mandi kelurahan.
Meskipun peristiwa itu terjadi pada 2020 lalu, korban masih memiliki rasa trauma saat dimintai keterangannya kembali.
Selain itu Andar menyebut pada awalnya korban sempat takut karena berulang kali menceritakan hal yang sama selama dua tahun untuk memenuhi pemanggil unit PPA.
"Kondisi awalnya memang klien kami tadi takut, karena masih anak-anak di bawah umur. Dia nangis kemudian kami yakinkan bahwasanya tidak perlu takut. Lalu didampingi orang tuanya untuk berbicara lebih baik, jadi supaya lebih nyaman pastinya," jelasnya.