Berita Riau
2 Hari Pemindahan Pengungsi Rohingya dari Aceh ke Pekanbaru, Imigrasi Kemenkumham Riau Ikut Kawal
Petugas Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Riau ikut mengawal proses pemindahan 119 pengungsi Rohingya dari Aceh ke Kota Pekanbaru
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Petugas Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Riau ikut mengawal proses pemindahan 119 pengungsi Rohingya dari Aceh ke Kota Pekanbaru.
Pemindahan dilakukan selama 2 hari, yaitu pada Rabu (18/5/2022) dan Kamis (19/5/2022). Mereka dibagi menjadi 4 kloter penerbangan, dengan satu hari ada 2 kloter penerbangan.
Para pengungsi ini dipindahkan dari tempat penampungan sementara Balai Latihan Kerja (BLK) Gampong Meunasah Mee Aceh ke akomodasi di Kota Bertuah.
Dari Aceh, para pengungsi dibawa ke Medan, untuk selanjutnya diterbangkan ke Pekanbaru.
Selain petugas Keimigrasian, proses pemindahan juga diawasi Tim Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) Kemenkopolhukam RI.
Setibanya di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, pengungsi langsung dibawa petugas ke Akomodasi D'Cops 2 Pekanbaru menggunakan bus.
Pada Rabu kemarin, total ada 55 pengungsi yang datang.
Petugas melakukan pendataan terhadap para pengungsi, dengan pengambilan sidik jari, foto, dan tinggi badan.
Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, M Jahari Sitepu melalui Pelaksana Harian (Plh) Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Riau, Irwanto menyebutkan, petugas Imigrasi sebagai perwakilan negara dalam mengawasi orang asing menyatakan kesiapannya dalam mengawal dan mengawasi pengungsi Rohingya yang dipindahkan ke Pekanbaru.
Irwanto berharap seluruh pengungsi tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum serta dapat mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia.
“Walaupun warga asing tersebut adalah pengungsi, bukan berarti mereka akan kebal hukum,” katanya.
“Apabila melakukan tindak pidana, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku di negara kita. Untuk itu kami minta seluruh pengungsi agar hidup dengan baik dan tertib,” lanjutnya.
Namun berbeda dengan Warga Negara Asing (WNA) lainnya, pengungsi tidak akan langsung dideportasi apabila melakukan kesalahan.
Sementara itu Katrin, perwakilan dari Kemendagri meminta Kota Pekanbaru melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk ikut dapat menerima pengungsi sebagai bagian dari kemanusiaan.
Kota Pekanbaru juga harus membentuk Satgas PPLN dalam menangani pengungsi.
“Kami berharap IOM dan UNHCR mempunyai semangat yang sama dalam menegakkan instrumen hukum sebagai efek jera terhadap pengungsi yang melakukan pelanggaran,” ungkapnya.
Sementara itu, Sahra Farah yang merupakan Western Region Coordinator IOM Indonesia menerangkan, pengungsi Rohingya dari Aceh yang dipindahkan ke Pekanbaru berjumlah 119.
Pemindahan dilakukan dalam dua kali penerbangan setiap harinya, dari Medan menuju Pekanbaru.
Pihak IOM telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 119 orang pengungsi yang akan dipindahkan dan semuanya dinyatakan sehat.
“Sebelumnya, jumlah pengungsi yang akan dipindahkan adalah sebanyak 125 orang, namun terdapat 2 orang pengungsi yang meninggalkan camp, dan ada 4 orang pengungsi ditempatkan di Rudenim Medan dengan alasan perlindungan,” paparnya.
“4 orang pengungsi tersebut adalah 1 orang ibu dan 2 orang anaknya serta 1 orang perempuan umur 18 tahun yang ikut dijaga oleh ibu tersebut,” ucap Sahra.
( Tribunpekanbaru.com / Rizky Armanda )