Warga Desa Baru di Kampar Antusias Ikuti Pelatihan Budidaya Hidroponik Gratis
Warga Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau antusias mengikuti pelatihan tanaman hidroponik
TRIBUNPEKANBARU.COM - Warga Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau antusias mengikuti pelatihan tanaman hidroponik yang digelar oleh pemerintaha Desa Baru.
Dalam pelatihan itu, Desa Baru mengundang narasumber yang juga merupakan mentor hidroponik Riau, Ilham dan Rafly.
Pelatihan itu digelar di aula desa pada Rabu (25/5/2022) kemarin.
Camat Siak Hulu yang juga Pj Kepala Desa Baru, Rahmat Fajri mengatakan, pelatihan hidroponik itu diikuti oleh 50 warga.
Rahmat berharap, Desa Baru bisa menjadi salah satu desa penyokong ketahanan pangan di Kampar.
"Selain untuk mendukung program ketahanan pangan, saya berharap kegiatan ini bisa berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat desa," ujar Rahmat.
Rahmat mengatakan, pemerintah desa telah menyalurkan 50 unit media hidroponik sebagai bahan latihan 50 warga.
Warga desa juga diberi pendampingan oleh mentor hidroponik selama tiga bulan.

"Nantinya mereka akan membentuk kelompok-kelompok untuk mendapatkan bimbingan gratis dara para mentor," ujar Rahmat.
Rahmat berharap Desa Baru ini nantinya bisa menjadi desa industri pertanian berbasis hidroponik yang bisa memenuhi permintaan pasar.
Sementara itu, Jais, warga Desa Baru yang mengikuti pelatihan mengaku sangat tertarik dengan budidaya tanaman berbasis hidroponik.
Sebab, budidaya tanaman hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas.

Tidak hanya itu, tanaman hidroponik juga dijamin sehat karena tidak memerlukan pupuk kimia.
Rafly, salah satu mentor hidroponik mengatakan, selain memberi pelatihan, mereka juga akan membantu memasarkan produk hidroponik warga.
Rafli mengatakan tanaman hidroponik saat ini sangat menjanjikan.
Sebab itu, ia tak menyangkal jika tanaman hidroponik bisa dijadikan penopang ekonomi warga.
"Untuk pasar, tanaman hidroponik bisa dimasukan ke supermarket dan retail-retail kuliner serta UKM. Untuk permintaan saat ini bisa mencapai satu setengah ton per bulan. Itu untuk selada saja, belum jenis sayuran lainnya," ujar Rafly.(Tribunpekanbaru.com).