Joe Biden Geram, Amerika Sita Kapal Pesiar Super Mewah Vladimir Putin

TRIBUNPEKANBARU.COM, WASHINGTON - Pemerintahan Joe Biden pada hari Kamis (2/6/2022) mengeluarkan serangkaian sanksi baru yang ditujukan untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina,

Beberapa di antaranya adalah penyitaan beberapa kapal pesiar yang terkait dan diduga merupakan miliki Presiden Rusia Vladimir Putin.

Departemen Keuangan AS mengidentifikasi dua kapal, Graceful berbendera Rusia dan Olympia berbendera Kepulauan Cayman sebagai properti yang terkait dengan Vladimir Putin.

Presiden Rusia, yang masuk daftar hitam sehari setelah invasi 24 Februari ke Ukraina, disinyalir telah melakukan banyak perjalanan dengan kapal pesiar tersebut,

Termasuk satu di Laut Hitam dengan Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko tahun lalu, kata Departemen Keuangan.

Departemen Keuangan juga menargetkan Imperial Yachts, sebuah broker yang berbasis di Monaco yang memungkinkan pemilik superyacht, termasuk oligarki Rusia, untuk mencarter kapal mereka ketika mereka tidak menggunakannya,

Dalam pidato kenegaraannya pada bulan Maret lalu, Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan bekerja untuk merebut kapal pesiar, apartemen mewah, dan jet pribadi milik orang kaya Rusia yang memiliki hubungan dengan Putin.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap ekonomi Rusia sejak invasi 24 Februari.

Termasuk di antaranya, penguncian akses keuangan Bank Sentral Rusia ke beberapa negara di dunia.

Zelensky Mulai Cemas

Hampir 3 bulan invasi Rusia ke Ukraina membuat Presiden Volodymyr Zelensky ketar ketir.

Ia menyebutkan, hingga saat ini, tercatat sebanyak 20 persen kawasan di Ukraina sudah dikuasai Rusia.

Daerah-daerah yang dikuasai Rusia itu berada di bagian Timur Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia, seperti Donetsk dan Donbass.

Begitu pula dengan semenanjung Krimea yang telah dianeksasi Moskow sejak 2014 lalu.

"Hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami berada di bawah kendali penjajah," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di dalam Parlemen Luksemburg seraya menambahkan bahwa "puluhan ribu" orang telah tewas akibat perang yang bergejolak sejak tiga bulan terakhir.