Berita Riau
Terus Meluas, Kasus PMK Sudah Ditemukan di Lima Kabupaten di Riau, Total 60 Ekor Sapi Positif PMK
Kasus PMK pertama kali ditemukan di Rokan Hulu, kemudian di Siak dan Indragiri Hilir. Terbaru, kasus PMK juga ditemukan di Bengkalis dan Kampar.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar di Provinsi Riau. Bahkan hingga Jumat (10/6/2022) kasus PMK pada sapi sudah ditemukan di lima kabupaten.
Kasus PMK pertama kali ditemukan di Kabupaten Rokan Hulu, kemudian di Siak dan Indragiri Hilir. Terbaru, kasus PMK pada hewan ternak juga ditemukan di Kabupaten Bengkalis dan Kampar.
Hewan ternak di dua daerah itu diketahui telar terpapar PMK setelah sampel sapi yang dicurigai terkena PMK di daerah tersebut positif berdasarkan uji laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
"Hasil uji laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi sudah keluar, hasilnya sapi di Bengkalis dan Kampar positif PMK," kata Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman, Jumat (10/6/2022).
Herman mengungkapkan, awalnya petugas hanya mengambil sampel darah sapi di Bengkalis.
Sebab di daerah tersebut ditemukan ada sapi yang sakit dan bergejala seperti PMK.
Namun ditengah perjalanan, pihaknya mendapatkan laporan ada sapi di Kampar yang juga mengalami sakit dan bergejala mirip PMK.
Sehingga petugas langsung mengambil sampelnya lalu dikirim ke Laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi.
"Iya, kemarin saat kita mengirim sampel sapi di Bengkalis, ternyata di Kampar juga ada sapi yang gejala PMK kita ambil sampelnya. Setelah diuji, ternyata hasilnya positif PMK," ujarnya.
Herman menjelaskan, total sapi di Bengkalis yang terkonfirmasi positif PMK terdapat 5 ekor. Sedangkan di Kampar terdapat 15 ekor.
Dengan adanya tambah kasus PMK hewan ternak 5 ekor sapi dari Bengkalis dan 15 ekor dari Kampar. Maka total sapi positif PMK di Riau sudah 60 ekor.
Sebab sebelumnya, terdapat 40 ekor sapi positif PMK dari Rohul 5 ekor, Siak 20 ekor, dan Inhil 15 ekor.
Sementara Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, drh Faralinda Sari mengatakan, sapi - sapi yang terpapar PMK tersebut sudah diisolasi dan diberi perawatan.
Seperti pemberian vitamin dan antibiotik. Kemudian kandang hewan juga disemprotkan disinpektan.
Selain itu, hewan ternak itu juga mendapatkan perhatian khusus dari dokter hewan setiap harinya.
"Kita tetap berikan obat-obatan berupa vitamin dan antibiotik. Kandangnya juga disemprot," katanya.
Pihaknya mengimbau kepada peternak yang ada di lima daerah ini, yakni Rohul, Siak, Inhil, Kampar dan Bengkalis agar tidak mengirimkan ternak sapinya ke daerah lain.
Sebab dikhawatirkan bisa menularkan ternak ke daerah lain.
Sementara saat disinggung langkah apa yang akan dilakukan Dinas PKH Riau terhadap sapi-sapi yang sudah dinyatakan terkena PMK ini, Fara mengaku jika tim nya telah melakukan tindakan pengobatan terhadap sapi yang terjangkit PMK di tiga daerah tersebut. Termasuk memberikan terapi, vitamin dan anti biotik.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada peternak sapi di Riau jika sapinya mengalami sakit dan bergejala seperti terkena PMK agar segera melapor ke dinas peternakan setempat.
Gejala PMK yang dimaksud diantaranya adalah, demam, terdapat luka dibagian pada bagian mulut dalam dan kaki serta produksi air liur yang berlebihan.
"Kalau ada sapi yang sakit dan bergejala PMK nanti kita ambik sampel nya untuk diperiksa di labor," ujarnya.
Ia menegaskan, penyakit mulut dan kuku yang menyebar di sejumlah daerah di Indonesia dan sudah masuk ke Riau ini tidak menular ke manusia. Penyakit ini menular ke sesama hewan ternak.
"Tidak menular ke manusia. Menularnya ke sesama hewan ternak. Penularanya bisa melalui darah, daging, dan air susu dari ternak yang terinfeksi itu bisa menularkan ke ternak yang lain," katanya.
Meski tidak menularkan ke manusia, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar saat memasak daging betul dimasak dengan matang.
Sehingga virus-virus yang ada didalam daging tersebut mati dan aman untuk dikomsumsi.
Dengan ditemukanya kasus PMK di Riau, pihaknya akan memperketat hewan ternak yang akan masuk ke Riau.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membeli sapi ke daerah-daerah yang sudah ditemukan PMK.
"Jangan membeli sapi daerah yang sudah ditemukan PMK. Ada 15 provinsi di Indonesia yang sudah ditemukan PMK. Bahkan ada dua provinsi yang sudah menetapkan PMK ini sebagai wabah. Yakni provinsi Aceh dan Jatim," sebutnya.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)
