Idul Adha Pemerintah 10 Juli Beda dengan Muhammadiyah, MUI Riau Bilang Tak Perlu Diperdebatkan
Untuk itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau meminta masyarakat saling menghormati dalam perbedaan Idul adha 2022 antara pemerintah dan Muhammadiyah
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia sudah menetapkan 10 Zulhijjah atau lebaran Idul Adha pada Minggu (10/7/2022).
Hal ini berbeda dengan yang sudah ditetapkan ormas Muhammadiyah pada Sabtu (9/7/2022).
Perbedaan antara Pemerintah dengan Muhammadiyah ini sama dengan pelaksanaan Idul Fitri lalu.
Untuk itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau meminta kepada masyarakat di bumi Lancang Kuning saling menghormati dalam perbedaan tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Riau Ilyas Husti mengatakan penduduk Riau sekitar 7 juta dan 88 persen adalah Islam atau 6,4 juta jiwa muslim, artinya masalah hari raya kurban sangat penting bagi umat Islam.
"Ada dua agenda dalam idul adha ini, yakni solat Idul adha sendiri dan penyembelihan hewan kurban,"ujar Ilyas Husti.
Terkait yang terjadi di Indonesia adanya perbedaan antara Pemerintah dan Ormas Muhammadiyah menurut Ilyas Husti sama seperti kemarin saat idul Fitri juga.
"Pernyataan resmi dari pemerintah melalui kementerian agama RI menetapkan 10 Juli, ada juga organisasi besar kita Muhammadiyah menetapkan 9 Juli. Perbedaan ini satu dinamika di masyarakat tidak perlu dipersoalkan,"jelas Ilyas Husti.
Menurut Ilyas Husti, keduanya benar, baik pemerintah maupun Muhammadiyah, karena ada landasan masing-masing, ada yang menggunakan metode rukyat dan hisab.
"Kedua ijtihad ini benar dua-duanya dalam Islam. Ada metode rukyat dan hisab, jadi tidak perlu dipertentangkan,"ujar Ilyas Husti.
Bahkan lanjut Ilyas Husti, Rasulullah mengatakan apabila seorang melakukan ijtihad apabila benar dapat dua pahala dan satu pahala ketika tidak benar ijtihad.
Artinya tidak ada yang salah dan tidak berdosa.
"Saya imbau mari kita taati apa yang ditetapkan pemerintah bagi yang mempunyai keyakinan metode ijtihad yang dilakukan pemerintah itu,"ujar Ilyas Husti.
Kemudian, menghimbau juga kepada semuanya menghormati yang merayakan 9 Juli, jangan sampai ada yang menyalahkan.
"Tidak perlu ini diperbincangkan dan diperdebatkan yang menjurus kepada perpecahan, saling menyalahkan. Kedua hasil ijtihad itu adalah benar,"jelas Ilyas.
"Saya menghimbau kepada umat Islam lakukan idul adha sebaik-baiknya dengan menghargai satu sama lain. Kalau ini kita laksanakan saya yakin kehidupan kita Kondusif dan pembangunan berjalan dengan baik,"jelas Ilyas.
( Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution )