Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tips Kesehatan

Cara Menurunkan Kolesterol Setelah Makan Daging Kurban, Ini Penjelasan Dokter Gizi

Beragam cara cepat menurunkan kolesterol setelah makan daging kurban saat Idul Adha. Atur pola makan sehat dan berolahraga.

Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM/FERNANDO SIKUMBANG
Ilustrasi. Daging sapi 

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya baru disadari ketika orang melakukan pemeriksaan kolesterol di laboratorium.

Mereka pada awalnya mengira daging kurban meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.

Padahal yang sebenarnya kolesterol sudah naik sebelum Idul Adha namun baru disadari setelah pemeriksaan kesehatan.

"Sehari-hari sudah hiperkolesterolemia. Ditambah makanan Idul Adha yang tinggi akan lemak dari hewani, tinggi kolesterol, dan juga bersantan," jelas dr. Inge.

"Itulah yang menyebabkan mengapa kolesterolnya menjadi lebih tinggi," tambahnya.

Di samping itu, dr. Inge juga menyebut faktor genetik atau keturunan sebagai penyebab lain di balik melonjaknya kadar kolesterol.

Ia menjelaskan, sebenarnya hati atau liver juga turut menghasilkan kolesterol selain dari makanan yang dikonsumsi.

Organ tubuh tersebut mampu memproduksi 75 persen kolesterol, sementara 25 persen sisanya berasal dari makanan sehari-hari.

Ia mengatakan, tingginya kolesterol karena faktor genetik dapat diketahui jika kadarnya tidak menurun setelah tiga bulan memulai gaya hidup sehat.

"Dengan gaya hidup sehat (tapi) kolesterol tidak turun, kemungkinan memang genetik," tutur dr. Inge.

"Perlu waktu sekitar tiga bulan karena kolesterol 'kan enggak gampang turunnya jadi perlu dicoba penurunan kolesterol dengan gaya hidup sehat, yaitu makan sehat dan aktivitas sehat" sambungnya.

Cara menurunkan kadar kolesterol

Lebih lanjut, dr. Inge membeberkan cara untuk menurunkan kadar kolesterol setelah makan daging kurban.

Ia mengatakan, kunci dari terjaganya kadar kolesterol bisa diwujudkan dengan pola makan yang sehat dan berolahraga.

Tujuannya supaya orang-orang dapat mengetahui kolesterol dalam tubuhnya melonjak karena murni faktor makanan sehari-hari atau genetik.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved