Tangis Ibunda Brigadir J Pecah: Waktu Itu Kakinya Seperti Ini
Kesedihan dan pilu ditunjukan dari raut ekspresi Rosti Simanjuntak kembali mengingat kepergian putranya secara tragis.
Menurut sang ibunda, kepergian Brigadir J tak memperlihatkan firasat atau tanda apapun yang mencurigakan.
Peristiwa ini tentu menjadi pukulan baginya.
"Saya gak sanggup melihatnya (jenazah Brigadir J) cuma melihat lukanya saja, saya gak sanggup lagi, karena pukul 10 pagi kami masih WA tidak ada kecurigaan," kenang Rosti Simanjuntak.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, menjelaskan, Rabu itu, kondisi putranya sudah dipenuhi luka di sekujur tubuhnya.
"Saya lihat dibuka bajunya 2 kancing, melihat mukanya aja saya udah menjerit nangis, 'loh kok tembakannya bisa sesadis ini," ujar Ayahnya.
Samuel Hutabarat lantas mempertanyakan kebenaran atas kematian anaknya yang dianggap korban luka tembak.
"Saya bilang ini tembak-tembakan apa disiksa, karena luka disini (wajah) gak wajar luka tembak," ujarnya lagi.
Menurut sang ibunda, Brigadir Yosua atau Brigadir J merupakan sosok anak yang baik dan tak pernah berpikir negatif, serta beragama.
Kematian Brigadir J bak menjadi tanda tanya besar bagi ayah serta keluarganya.
"Anak saya ini paling patuh, penurut, ke mana pergi bertugas di mana selalu bawa alkitab, itulah saya heran ada apa ini," ujar Samuel Hutabarat.
Sementara kini Polisi masih mendalami penyebab kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli lalu.
Ada berbagai dugaan yang masih belum terungkap di kasus itu.
Hingga kini polisi masih belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
