Utang Indonesia ke China Capai Rp 326,7 Triliun, Pengamat: Awas Jebakan Utang
Berdasarkan data terbaru statistik utang luar negeri yang dirilis BI, utang Indonesia ke China mencapai 21,7 juta dolar atau sekitar Rp 326,7 triliun.
Kekhawatiran akan adanya isu "jebakan utang China" semakin menjadi-jadi ketika bangkrutnya Sri Lanka.
Negara itu mengalami gagal bayar atas utangnya ke China.
Bahkan Kepala CIA Bill Burns pada Rabu (20/7/2022) mengatakan, penyebab bangkrutnya krisis Sri Lanka karena jebakan utang China.
Bill Burns pun memperingatkan negara lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama dengan Sri Lanka.
“Kenapa tiba-tiba ada isu jebakan utang? Kenapa waktu Jepang tidak sesanter ini beritanya? Karena, satu, kita di era teknologi, di mana informasi ini begitu heboh dan gencar. Padahal dulu utang antara pemerintah dengan Jepang atau utang B to B sudah biasa,” kata Kepala ekonom BRI Danareksa Sekuritas, Telisa Falianty, lewat sambungan telepon.
Menurutnya, jumlah utang kepada China mencakup utang "tersembunyi" atau utang antarbisnis yang diambil oleh BUMN maupun bank milik negara.
Bukan berarti utang tersebut diambil secara sembunyi-sembunyi, tapi utang itu tidak tercatat sebagai utang pemerintah.
“Permasalahannya, ternyata proyek-proyek yang dibuat China ini, berbeda dengan Jepang dulu, produktivitasnya dipertanyakan. Contoh, kereta api cepat Jakarta-Bandung, pengerjaannya molor. Ini kan tidak meningkatkan produktivitas sedangkan utangnya sudah berjalan,” kata Telisa yang juga merupakan dosen di Universitas Indonesia.
Harapan Jokowi dalam Pertemuannya dengan PM China Kunjungan Jokowi ke China Dinilai Cerminkan Netralitas ASEAN Telisa juga menyoroti paket-paket perjanjian yang menurutnya tidak bernilai tinggi bagi Indonesia.
“Jadi kalau China itu semuanya, utangnya dari dia, bahan bakunya dari dia, tenaga kerja bukan hanya level yang tinggi, tapi yang bawah pun dari dia,” kata Telisa.
“Jadi istilahnya nilai untuk kitanya kecil banget. Semuanya dari dia jadi ini sebenarnya proyek untuk siapa?”
Keterangan pers pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Xi menyebut bahwa kerja sama kuat antara kedua negara telah dipertahankan sejak 2013, tahun yang sama dengan diluncurkannya inisiatif pembangunan Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI) oleh Presiden Xi.
“Melalui Belt Road Initiative, China membuat proyek-proyek infrastruktur di berbagai negara untuk memudahkan konektivitas, memuluskan perdagangan dengan seluruh dunia, intinya itu. Dulu kan China memiliki jalur sutra,” kata Telisa.
Selain kereta api cepat Jakarta-Bandung, proyek-proyek besar yang menggandeng inisiatif ini adalah Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah senilai Rp 80 triliun, tol Probolinggo-Banyuwangi di Jawa Timur senilai Rp 21 triliun, dan Kawasan Industri Teluk Weda di Halmahera Tengah senilai Rp 70 triliun.
Utang China mudah didapat tapi sulit diakhiri?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/presiden-jokowi-dan-presiden-xi-jinping_20170514_223927.jpg)