Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tinggal Menunggu Waktu, Kemarahan China Meledak, Provokasi AS Dinilai sudah Keterlaluan

provokasi yang dilakukan AS dinilai sudah keterlaluan. China marah dan besar dan itu bisa meledak menjadi perang yang tak terelakkan

Editor: Budi Rahmat
defensnews/AFP
ilustrasi tentara china 

"Kunjungan yang relevan sekali lagi membuktikan bahwa AS tidak ingin melihat stabilitas di Selat Taiwan dan tidak berusaha untuk menimbulkan konfrontasi antara kedua belah pihak dan mencampuri urusan dalam negeri China," kata Liu dalam sebuah pernyataan.

Blackburn, seorang Republikan dari Tennessee, sebelumnya menyuarakan dukungan untuk perjalanan Pelosi, anggota Partai Demokrat Presiden AS Joe Biden.

Kunjungan Pelosi membuat marah China, yang menanggapi dengan peluncuran uji coba rudal balistik di atas Taipei untuk pertama kalinya, dan dengan memotong beberapa jalur dialog dengan Washington.

Pelosi diikuti sekitar seminggu kemudian oleh sekelompok lima anggota parlemen AS lainnya, dengan militer China menanggapi dengan melakukan lebih banyak latihan di dekat Taiwan.

Pemerintahan Biden telah berusaha untuk menjaga ketegangan antara Washington dan Beijing - yang dikobarkan oleh kunjungan - dari mendidih menjadi konflik, menegaskan kembali bahwa perjalanan kongres semacam itu rutin.

Baca juga: Sejumlah WNA di Pekanbaru Dideportasi, 2 Diantaranya WNA Asal China yang Menyalahi Izin Tinggal

"Anggota Kongres dan pejabat terpilih telah pergi ke Taiwan selama beberapa dekade dan akan terus melakukannya, dan ini sejalan dengan kebijakan lama kami 'Satu China'," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam menanggapi pertanyaan tentang Blackburn. mengunjungi.

AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi terikat oleh hukum untuk menyediakan pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.

China tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.

Pemerintah Taiwan mengatakan Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu dan karenanya tidak memiliki hak untuk mengklaimnya, dan hanya 23 juta penduduknya yang dapat memutuskan masa depan mereka.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Baca juga: Seorang Tenaga Kerja China di PLTA Batang Toru Tapsel Tewas Tertimpa Batu

Baca juga: Gaya Taiwan Unjuk Pesawat Tempur, Ujung-ujungnya MInta Tolong AS kalau Diserang China

Baca juga: Diboikot Uni Eropa, Rusia Justru Raup Cuan dari China, Jual Batubara

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved