Fantasi Liar Guru Hiper, Ajak Siswi SMP Berhubungan Badan di Tiga Ruangan
Berikut ini adalah fantasi liar guru mengidap hiperseks, ia mengajak siswi SMP berhubungan badan di tiga ruangan berbeda
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut ini adalah fantasi liar Guru mengidap hiperseks, ia mengajak siswi SMP berhubungan badan di tiga ruangan berbeda.
Sebelumnya diketahui seorang oknum Guru mengajak siswi SMP berbeda kelas berhubungan badan secara bergantian.
Bahkan, Guru itu memaksa 10 siswi SMP untuk berhubungan melakukan di tiga lokasi berbeda di lingkugan sekolah.
Guru itu adalah AM (33), Guru agama berstatus PNS dan ia sudah ditangkap polisi karena mencabuli dan memaksa siswi SMP berhubungan badan di Batang, Jawa Tengah.
Ada 45 korban AM dan di antaranya ada yang dipaksa berhubungan badan yakni 35 siswi SMP dicabuli dan 10 korban lainnya diperkosa.
Pemaksaan berhubungan badan dan pelecehan seksual terhadap siswi SMP itu dilakukan AM sejak sejak tahun 2020 hingga 2022.
Selain mengajar mata pelajaran agama, AM diberi tugas oleh pihak sekolah sebagai pembina OSIS dan itu dijadikan kesempatan untuk mengajak siswi SMP itu berhubungan badan .
Modus yang dilakukan oleh pelaku untuk mengajak siswi SMP itu berhubungan badan adalah pura-pura melakukan tes kejujuran.
Perilaku AM yang mengajak siswi SMP berhubungan badan itu terungkap saat korban menceritakan yang ia alami ke keluarga.
Tak terima putrinya yang siswi SMP itu dipaksa berhubungan badan oleh AM, orangtua korban melapor ke polisi.
Pihak kepolisian dan Disdibud membuka posko pengakuan di sekolah yang dilakukan secara tertutup. Tujuannya agar korban-korban lainnya berani melapor.
Lakukan di ruang OSIS, kelas hingga gudang mushala
Direskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan ada tiga tempat yang digunakan AM untuk melakukan aksinya yakni ruang OSIS, gudang mushola dan kelas.
Dia menjelaskan, sampai saat ini sudah teridentifikasi 10 siswi yang menjadi korban pemerkosaan.
Selain itu ada sekitar 35 siswi menjadi korban pencabulan.