Islamofobia di Eropa Jadi Sebuah Lembaga dan Bakal Diakui Serta Dilindingi Oleh UU
Negara-negara seperti Inggris dan Prancis yang Muslim sebagai minoritas menjadi basis utama bagi kelompok anti-Muslim dan insiden Islamofobia.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Islamofobia telah menjadi ancaman bagi komunitas Muslim di seluruh Eropa, karena beberapa negara di Benua Biru itu memberlakukan kebijakan untuk melembagakannya.
Artinya, aksi Islamofobia akan berbentuk organisasi yang diakui dan dilindungi oleh UU.
Menurut Laporan Islamofobia Eropa 2021, Islamofobia adalah masalah yang mendesak di seluruh benua seperti tahun-tahun sebelumnya.
Negara-negara seperti Inggris dan Prancis yang Muslim sebagai minoritas menjadi basis utama bagi kelompok anti-Muslim dan insiden Islamofobia.
Sementara itu, negara-negara tersebut mengaku sebagai negara yang sangat demokratis dan berpikiran maju.
"Selanjutnya, kampanye anti-Muslim dari partai sayap kanan di negara-negara anggota UE mendominasi diskriminasi terhadap individu dan komunitas Muslim," bunyi laporan tersebut, yang berfokus pada 27 negara Eropa dan disiapkan dengan kontribusi dari 35 akademisi dan pakar terkemuka di bidangnya.
Laporan tersebut mengaitkan kegigihan rasisme anti-Muslim dengan penurunan demokrasi liberal di Eropa.
Ini memperingatkan bahwa kekuatan besar di Eropa, terutama negara-negara seperti Prancis, masih memelihara Islamofobia.
"Islamofobia menjadi normal dan dilembagakan oleh demokrasi liberal seperti Austria, Denmark dan Prancis mengkhawatirkan," kata laporan itu seperti dilansir dari Daily Sabah.
Terlepas dari insiden Islamofobia di seluruh Eropa, laporan tersebut merinci diskriminasi sistemik yang dihadapi oleh umat Islam di semua bidang kehidupan, mulai dari pekerjaan hingga perawatan kesehatan, pendidikan, dan sistem peradilan.
Berikut kasus Islamofobia di negara-negar Eropa:
Austria
Sebanyak 1.061 kejahatan kebencian anti-Muslim tercatat di Austria.
Sebagian besar kasus itu online (68 persen), berasal dari politisi (32 persen) dan berada di ruang publik (25 persen), kata laporan itu.
"Sebagian besar pelaku adalah laki-laki (76,9 persen) dan korbannya terutama perempuan (69 persen),," tambahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/muslimah-di-inggris-mendapat-serangan-karena-islamofobia.jpg)