Islamofobia di Eropa Jadi Sebuah Lembaga dan Bakal Diakui Serta Dilindingi Oleh UU
Negara-negara seperti Inggris dan Prancis yang Muslim sebagai minoritas menjadi basis utama bagi kelompok anti-Muslim dan insiden Islamofobia.
Laporan itu mengatakan 14 kasus insiden Islamofobia tercatat di Yunani pada tahun 2021.
"Politik, agama, media (baik cetak maupun online), dan Internet terus menjadi empat ranah utama yang memainkan peran penting dalam reproduksi Islamofobia di ranah publik Yunani sepanjang 2021," bunyi laporan tersebut.
"Islamofobia di Yunani diekspresikan terutama oleh partai politik dan politisi sayap kanan dan ekstrem kanan tertentu, neo-liberal (yang memproklamirkan diri), tokoh Gereja Ortodoks Yunani, media cetak dan elektronik, dan jurnalis termasuk posting mereka di media sosial. ."
Spanyol
Spanyol telah mengalami lonjakan 41 persen dalam kejahatan rasial selama lima tahun terakhir.
"Dari kejahatan ini, 678 (37,6 persen) bermotivasi rasial atau xenofobia," kata laporan itu, mengutip data Kementerian Dalam Negeri Spanyol.
Swedia
Ada 996 kasus berdasarkan alasan agama antara 2017 dan 2021 di Swedia, sementara jumlah keseluruhan kejahatan rasial selama periode tersebut mencapai 14.710.
"Namun, sebagian besar pengaduan diskriminasi agama terkait langsung dengan diskriminasi etnis yang berjumlah 4.298 selama periode ini," kata laporan itu.
"Anak-anak Muslim terlalu terwakili dalam statistik yang diterbitkan oleh badan kesehatan masyarakat Swedia, di mana hampir 20 persen anak-anak non-Eropa, telah mengalami perlakuan kasar karena latar belakang etno-religius mereka dan lebih dari 15 % mengalami diskriminasi di sekolah."
Swiss
Mengutip angka dari Kantor Statistik Federal Swiss, laporan itu mengatakan 12 persen dari populasi menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Muslim, sementara 34 persen cenderung sangat percaya stereotip negatif tentang masyarakat.
Britania Raya
Ada "peningkatan berkelanjutan dalam jumlah keseluruhan kasus yang dilaporkan" di Inggris, dengan pihak berwenang mencatat kenaikan 9 persen dari 2020 hingga 2021.
Setidaknya 45 persen dari semua kejahatan kebencian yang "diperburuk oleh agama" melibatkan orang-orang yang beragama dan berlatar belakang Muslim.
Jumlah kejahatan ini telah meningkat 291 persen dalam 10 tahun terakhir, kata laporan itu.
Presentase kebencian di sejumlah negara-negara tersebut akan terus meningkat seiring masifnya kampanye anti-Muslim.(Tribunpekanbaru.com).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/muslimah-di-inggris-mendapat-serangan-karena-islamofobia.jpg)