Berita Kepulauan Meranti

Usap Kepala Pasien DBD, Wabup Asmar Berpesan Begini, Kasus DBD Meningkat di Kepulauan Meranti

Sambil mengusap kepala anak yang dirawat akibat DBD, kepada orang tua Wabup Kepulauan Meranti berpesan agar menjaga kebersihan lingkungan

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
ISTIMEWA
Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H Asmar mengusap pasien anak yang terserang DBD saat menjenguk warga yang sakit di RSUD Meranti, Kamis (6/10/2022). Kasus DBD di Kepulauan Meranti total tahun 2022 sampai September, yaitu 30 kasus. 

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUAN MERANTI - Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti AKBP (Purn) H.Asmar, menyempatkan diri membesuk warga masyarakat di RSUD Meranti.

Kehadiran Wakil Bupati Meranti di RSUD disambut langsung oleh Direktur RSUD dr Prima Wulandari, Kamis (6/10/2022).

Wabup sempat menyapa para pasien yang sedang menunggu di ruang antrean.

Dia juga meninjau langsung ruang para pasien yang dirawat inap di berbagai ruang di RSUD dan menanyakan kepada keluarga pasien terkait pelayanan di rumah sakit.

"Untuk saat ini pasien menyampaikan pelayanan dan pengurusan baik-baik saja tanpa ada kendala," ujar salah satu pasien yang berada di ruangan tersebut.

Wabup H Asmar berpesan kepada Direktur RSUD untuk terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar masyarakat Kepulauan Meranti senantiasa sehat.

" Kalau masyarakat sehat tentu masyarakat sejahtera dan yang paling penting diberikan sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat," ungkapnya.

Wabup juga melihat pasien anak-anak yang terkena DBD.

Sambil mengusap kepala anak tersebut, kepada orang tua Wabup berpesan agar menjaga kebersihan lingkungan.

"Saya mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap penyakit DBD, jika menemukan gejala DBD pada anaknya seperti panas tinggi dan bintik merah pada tubuhnya agar segera bawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan," ujar Asmar.

Dari data yang dihimpun Tribunpekanbaru.com, total kasus DBD tahun 2022 sampai dengan September 2022, yaitu 30 kasus.

Kasus terbanyak Selatpanjang Timur 13 kasus, Selatpanjang kota 7 kasus, Alahair 3 kasus, sisanya di Banglas.

Kasus DBD mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 hanya 8 kasus .

Namun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 240 kasus DBD, pada tahun 2022 masih belum mencapai puncaknya.

Jika berdasarkan siklus 5 tahunan, perkiraan kasus DBD akan mengalami puncaknya pada tahun 2024, ini hanya perkiraan mengingat biasanya pada musim hujan saat ini kasus DBD mengalami peningkatan yang signifikan.

Wabup juga menyempatkan mengunjungi pasien yang merupakan orang tua dari salah seorang jurnalis di Kepulauan Meranti yang terbaring sakit dan ditemani keluarganya.

Wabup Asmar sempat terharu dengan mata berlinang melihat kondisi tubuh pasien yang sangat lemah.

Asmar kemudian memberi semangat dan motivasi kepada pasien dan pihak keluarga.

Upaya Pencegahan Tabur Abate

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Zulham mengatakan melalui UPT Puskesmas telah melakukan berbagai upaya pencegahan.

Seperti penyuluhan kepada keluarga terduga DBD dan masyarakat, menaburkan bubuk Larvasida atau Abate kepada tempat yang diperkirakan ada jentik Aedes Aegypti penyebab demam berdarah.

Penyuluhan atau Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui metode 3M Plus.

Yaitu, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain-lain.

Serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Sedangkan plusnya yaitu menaburkan bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk atau oleskan lotion antinyamuk, menggunakan kelambu atau kasa nyamuk di tempat tidur terutama untuk bayi dan balita.

Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai, lavender, kecombrang, dan lain-lain, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah

"Kegiatan pencegahan melalui 3M Plus tetap menjadi Prioritas utama pencegahan DBD dibandingkan tindakan penyemprotan atau fogging karena pengasapan tersebut mengandung racun,” jelasnya.

“ Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja namun tidak membunuh jentik nyamuk." pungkas Zulham.

( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved