Perang Rusia vs Ukraina
Gawat, AS bikin Marah Besar, Militer Rusia siap Berhadapan Langsung dengan Militer Barat
Ulah Amerika Serikat bikin Rusia marah besar. Militer Rusia siap berhadapan langsung dnegan militer barat. Pangkal masalahnya Joe Biden
TRIBUNPEKANBARU.COM- Lagi, Amerika Serikat ( AS ) memicu kemarahan Rusia terkait dnegan bantuan persenjataan kepada Ukraina.
Kali ini tak main-main, Moskow menegaskan, bantuan yang diberikan AS tersebut membuat militer Rusia akan berhadapan langsung dnegan militer barat.
Itu tentu saja sebuaha penegasan yang harus menjadi perhatian serius dari AS. Apalagi Rusia dalam posisi tersudutkan oleh gempuran militer Ukraina.
Baca juga: AS Dibikin Ketar Ketir usai Ukraina Hantam Balik Rusia, Joe Biden sebut soal Ancaman Terbesar
Namun, sebelumnya AS dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengakui pencaplokan yang dilakukan Rusia pada beberapa wilayah di Ukraina,.
Biden dnegan tegas mengatakan kalau AS akan terus membantu Ukraina dari serangan Rusia
Baru-baru ini Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan paket bantuan keamanan baru senilai US$625 juta ($1 miliar) ke Ukraina, yang memicu peringatan dari Moskow bahwa langkah semacam itu berisiko bentrokan militer langsung antara Rusia dan Barat.
Paket AS akan mencakup peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang digunakan dalam serangan balasan Ukraina yang sukses yang baru-baru ini memaksa pasukan Rusia mundur.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Wakil Presiden Kamala Harris, Biden menggarisbawahi bahwa Washington tidak akan pernah mengakui pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Joe Biden Tak Tutup Kemungkinan Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali
Biden "berjanji untuk terus mendukung Ukraina karena mempertahankan diri dari agresi Rusia selama yang diperlukan," tambahnya.
Paket bantuan tersebut adalah yang pertama sejak pencaplokan terbaru Rusia atas wilayah Ukraina dan Otoritas Penarikan Presiden (PDA) kedua sejak keuntungan besar di medan perang Ukraina pada pertengahan September.
Dalam tanggapan yang tegas, utusan Rusia untuk Amerika Serikat memperingatkan bahwa tawaran Biden memicu bahaya bentrokan militer langsung antara Rusia dan Barat.
Di aplikasi perpesanan Telegram, Duta Besar Anatoly Antonov mendesak Washington untuk menghentikan "tindakan provokatif" yang dapat menyebabkan "konsekuensi serius".
"Kami menganggap ini sebagai ancaman langsung terhadap kepentingan strategis negara kami," katanya.
Aneksasi yang diumumkan Rusia pekan lalu mengikuti apa yang disebutnya referendum di wilayah-wilayah pendudukan Ukraina. Pemerintah Barat dan Kyiv mengatakan pemungutan suara itu melanggar hukum internasional dan bersifat memaksa dan tidak representatif.
Baca juga: Ukraina Coba Provokasi NATO, Desak Segera Serang Rusia Sebelum Bencana Nuklir
Departemen Luar Negeri mengatakan dalam rilisnya paket itu mencakup empat peluncur HIMARS dan roket terkait, 32 Howitzer dengan 75.000 butir amunisi, 200 kendaraan yang Dilindungi Ambush Tahan Ranjau (MRAP), dan ranjau anti-personil Claymore.
