Profil Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang Sorot Vladimir Putin di G20
profil Perdana Menteri Inggris , Rishi Sunak yang menyorot ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Berikut profil Perdana Menteri Inggris , Rishi Sunak yang menyorot ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali, Indonesia.
Menurut Perdana Menteri Inggris , Rishi Sunak seharusnya Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 agar bisa bersama mencari solusi perang Rusia - Ukraina .
Perdana Menteri Inggris , Rishi Sunak juga mengutuk Presiden Rusia Vladimir Putin yang melakukan invasi ke Ukraina .
Rishi Sunak menilai invasi Rusia ke Ukraina merupakan tindakan ilegal .
“Invasi ilegal Rusia ke Ukraina memiliki implikasi mendalam bagi kita semua, karena telah merusak prinsip-prinsip dasar kedaulatan dan integritas teritorial,” kata Rishi Sunak .
Rishi Sunak resmi ditetapkan sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru pada Selasa (25/10/2022) lalu.
Rishi Sunak ditunjuk oleh Raja Charles III, menggantikan Lizz Truss, PM sebelumnya yang mengundurkan diri.
Pemilihan Rishi Sunak menjadi pembicaraan warganet di media sosial.
Salah satunya karena Rishi Sunak yang masih memiliki darah keturunan India.
Rishi Sunak juga merupakan PM termuda di Inggris dalam kurun waktu 200 tahun.
Lantas, siapakah Rishi Sunak?
Profil Rishi Sunak
Rishi Sunak adalah PM dengan kulit berwarna pertama dan beragama Hindu di Inggris.
Dikutip dari The Wall Street Journal, Rishi Sunak terpilih menjadi perdana Menteri menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri dan hanya bertahan selama 44 hari.
Sunak adalah perdana menteri termuda di Inggris dalam kurun waktu 200 tahun.
Dikutip dari Britanica, Rishi Sunak lahir pada 12 Mei 1980 di Inggris.
Pria berusia 42 tahun itu merupakan pemimpin Partai Konservatif dan sebelumnya menjabat sebagai kanselir Menteri Keuangan pada 2020-2022.
Sunak lahir dari keluarga keturunan India.
Kakek neneknya dari Punjab di barat laut India, lalu bermigrasi ke Afrika Timur.
Ibu dan ayahnya masing-masing lahir di Tanzania dan Kenya.
Ayah Sunak adalah dokter umum yang bekerja di Dinas Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Sedangkan ibunya seorang apoteker.
Sunak adalah lulusan Winchester College, sebuah sekolah swasta eksklusif di Inggris.
Ia melanjutkan studi filsafat, politik, dan ekonomi di Lincoln College Oxford.
Selama kuliah di Oxford, Sunak magang di kantor Partai Konservatif. Setelah lulus, ia menjadi analis di Goldman Sachs.
Sunak bekerja di perusahaan perbankan investasi tersebut mulai 2001-2004.
Lalu, dia melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar MBA di Universitas Stanford, tempat di mana ia juga bertemu istrinya Akshata Murth.
Murth sendiri merupakan putri Narayana Murthy, miliader India dan pendiri raksasa teknologi Infosys.
Pada 2006, Sunak bekerja di The Children's Investment Fund Management (TCI), kemudian 2009 pindah di Theleme Partners.
Karier Politik Rishi Sunak
Perjalanan karier politik Sunak cukup cemerlang. Pada 2010, Sunak resmi bergabung di Partai Konservatif dan terlibat dengan Policy Exchange.
Pada 2015-2017, dua terpilih sebagai anggota Komite Pemilihan Lingkungan Pangan dan Urusan Pedesaan.
Dia juga menjadi sekretaris pribadi Parlemen di Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri.
Selanjutnya pada 2018, Sunak diangkat menjadi Wakil Menteri Negara di Kementerian Perumahan Rakyat, Masyarakat, dan Pemerintah Daerah.
Pada 2019, Sunak dipilih Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris saat itu, untuk menjadi Kepala Sekretaris untuk Departemen Keuangan.
Kemudian pada 2020, Sunak ditunjuk Johnson menjadi Menteri Keuangan di usianya yang kala itu masih sangat muda, yaitu 39 tahun.
Kontroversi Rishi Sunak
Meskipun kariernya tampak berkilau, tetapi Sunak tak lepas dari banyak kontroversi.
Di antaranya adalah terungkapnya status istri Sunak yang ternyata tercatat sebagai warga negara India dan penduduk Inggris yang tidak berdomisili.
Status tersebut menyebabkan istrinya sangat mungkin menghindari pajak atas penghasilannya di luar negeri.
Patriotisme Sunak juga dipertanyakan ketika ia memegang kartu hijau untuk residensi AS hingga akhir Oktober 2021.
Selanjutnya pada April 2022, Sunak didenda oleh polisi karena kedapatan hadir sebagai tamu Johnson saat pemerintah menerapkan pembatasan sosial Covid-19. sumber data: Kompas.com
NB: Baca juga berita Tribunpekanbaru.com di Google News dan Helo
( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )
