Krisis Energi Parah di Musim Dingin, Inggris Siagakan Pembangkit Listrik Batu Bara
Inggris mengalami krisis energi parah, kini terpaksa mengoperasikan pembangkit listrik tenaga baru bara.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Inggris mengalami krisis energi parah, di musim di gin kali ini, kini terpaksa menyiapka pembangkit listrik tenaga baru bara.
Operator sistem kelistrikan Inggris, National Grid, telah menempatkan dua pembangkit listrik tenaga batu bara dalam keadaan siaga darurat, memerintahkan mereka untuk siap memulai produksi pada Senin nanti.
"Langkah ini harus memberikan kepercayaan publik pada pasokan energi hari Senin. Pemberitahuan ini bukan konfirmasi bahwa unit-unit ini akan digunakan pada hari Senin, tetapi akan tersedia,” kata Operator Sistem Kelistrikan Jaringan Nasional (ESO) seperti diberitakan Rusia Today.
Ia menambahkan bahwa menempatkan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam keadaan siaga tidak berarti mengharapkan pemadaman listrik, dan tindakan itu hanyalah tindakan pencegahan.
Dua unit tenaga yang dimaksud, dimiliki oleh perusahaan energi Drax, mampu menghasilkan listrik sekitar 1,1 gigawatt. Mereka beroperasi di bawah kontrak darurat musim dingin, yang berarti mereka hanya dapat online jika diperintahkan oleh operator jaringan.
Perintah siaga datang karena suhu di seluruh Inggris turun jauh di bawah nol pada hari Minggu, mendorong peringatan cuaca kuning untuk salju dan es di sebagian besar negara.
Cuaca diperkirakan akan tetap dingin sepanjang minggu, yang akan memaksa rumah tangga untuk meningkatkan penggunaan pemanas mereka, mendorong peningkatan permintaan listrik dan memberi tekanan pada jaringan listrik.
Cuaca dingin juga menurunkan pembangkit listrik tenaga angin di negara itu, yang menyediakan hanya 3 persen dari listrik Inggris pada hari Minggu. Ini membuat jaringan mengandalkan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan impor dari benua Eropa, terutama dari Prancis. Namun, cadangan gas Inggris sudah sangat rendah, sementara keluaran tenaga nuklir Prancis telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut tidak akan segera dapat memenuhi permintaan domestiknya sendiri.
( Tribunpekanbaru.com )
