Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Warga Desa di Kampar Tuding Banjir Luapan Sungai Suram karena PT Arindo, Analisa BPBD Terbukti?

Banjir karena luapan air berasal dari Sungai Suram. Anak Sungai Tapung. Saat musim hujan belakangan ini, pemukiman sekitar perusahaan semakin rentan.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: CandraDani
Istimewa
Rumah warga di Desa Sumber Sari Kecamatan Tapung Hulu Kampar, Riau terendam banjir. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Tanaman Kelapa Sawit PT  Arindo Tri Sejahtera 1 (ATS 1) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Suram kian disorot. Hal ini disebut-sebut sebagai penyebab banjir.

Kepala Desa Suka Ramai Kecamatan Tapung Hulu, Sabaruddin mengungkapkan, pemukiman masyarakat yang berada di sekitar areal perkebunan ATS 1 paling merasakan dampak banjir.

"Hujan lebat sebentar saja, banjir. Kemarin juga banjir. 4 hari lalu juga banjir. Sungai sudah nggak bisa menampung debit air. Itulah yang dialami masyarakat sekarang," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (16/12/2022).

Menurut Sabaruddin, banjir karena luapan air berasal dari Sungai Suram. Anak Sungai Tapung. Saat musim hujan belakangan ini, pemukiman sekitar perusahaan semakin rentan.

Ia menjelaskan, daerah aliran Sungai Suram ditanami Kelapa Sawit oleh ATS 1.

Ini mengakibatkan DAS tidak lagi mampu menangkap air ketika hujan turun. Sehingga Sungai Suram cepat meluap.

Menurut Sabaruddin, DAS merupakan kawasan konservasi yang mestinya tidak dapat ditanami Kelapa Sawit. Ia pun mempertanyakan, apakah HGU untuk ATS 1 memperbolehkan penanaman sawit di pinggir sungai.

"Undang-undang sudah jelas. 50 meter di sisi kiri dan kanan anak sungai tidak bisa ditanami Kelapa Sawit," tandasnya.

Desa Suka Ramai tergabung dalam Forum Kerja Sama Antar Desa Kecamatan Tapung Hulu yang menyoroti tanaman sawit ATS 1 di pinggir sungai.

Tiga desa lainnya yakni, Rimba Beringin, Sumber Sari dan Kusau Makmur.

Forum desa ini menyurati Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Surat tertanggal 8 Desember 2022 itu diteken oleh Kepala Desa Sabaruddin (Suka Makmur), Dedek Agustiawan (Sumber Sari), Etti Ariani (Rimba Beringin) dan Armus (Kusau Makmur).

Ada tiga tuntutan yang disampaikan. Yakni, ukur ulang HGU, pemeriksaan tanaman sawit di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) dan audit dana Coorporate Social Responsibility (CSR).

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar menyebut potensi banjir sangat dimungkinkan karena luapan sungai.

Area tangkapan air di pinggir sungai menurun drastis karena berbagai aktivitas. Salah satunya perkebunan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved