Berita Riau
Oknum TNI Jadi Eksekutor, Senjata Api Dibeli Rp 15 Juta, Perampokan ATM Bank Panin di Pekanbaru
Oknum anggota TNI pelaku perampokan gerai ATM Bank Panin di Pekanbaru berperan sebagai eksekutor, peran pelaku lain sewa mobil dan petakan lokasi
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Satu dari 2 oknum anggota TNI pelaku perampokan gerai ATM Bank Panin di Pekanbaru berperan sebagai eksekutor, peran pelaku lain sewa mobil dan sama-sama petakan lokasi target.
Dua oknum anggota TNI itu juga memiliki hubungan bersaudara, keduanya abang beradik.
Perampokan yang disertai penembakan petugas pengisi uang ATM pada 5 Maret lalu diotaki oknum anggota TNI.
5 tersangka ini terdiri dari 3 orang sipil, masing-masing berinisial Y, W, dan H. Kemudian 2 oknum anggota TNI berinisial AW dan ES.
Masing-masing pelaku punya peran. Oknum TNI berinisial AW, bertindak sebagai eksekutor.
Sebelum beraksi di Gerai ATM Bank Panin Jalan Tanjung Datuk, Kota Pekanbaru, 5 pelaku perampok bersenjata api termasuk oknum anggota TNI, sudah memetakan lokasi yang menjadi sasaran mereka.
Para pelaku ada yang ditangkap di Subang dan Purwakarta, Jawa Barat, di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan Kota Pekanbaru.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau AKBP Sunhot P Silalahi menuturkan,
masing-masing pelaku punya peran. Oknum TNI berinisial AW, bertindak sebagai eksekutor.
"1 eksekutor, dia oknum (TNI). Kami sudah berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak Denpom 13 Pekanbaru. Perannya (yang lain) ada yang melakukan penembakan, menyewa mobil. Untuk senjata api disita dari AW berikut amunisi," terang Perwira Menengah berpangkat bunga melati dua di pundak tersebut.
Pengakuan pelaku dijelaskan Sunhot, senjata api dibeli tahun 2017 di daerah Tanjung Priuk seharga Rp15 juta.
Sementara uang hasil rampok, sudah dibagi-bagi oleh tersangka. Ada yang mendapat Rp7 juta, Rp15 juta, dan sebagainya. Nilainya bervariasi.
Masih kata Sunhot, dalam penangkapan terhadap pelaku petugas turut menyita barang bukti 1 unit mobil Avanza hitam serta sepeda motor Vixion putih yang digunakan pelaku beraksi.
"Kami juga menyita 1 senjata api jenis makarov, termasuk beberapa butir amunisi. Lalu uang yang sudah terbagi menjadi Rp3 juta, Rp300 ribu, dan martil," ungkapnya, saat ekspos kasus, Rabu (15/3/2023) malam.
Para tersangka disebutkannya, diancam Pasal 365 ayat 1 dan 2, ancaman hukuman 12 tahun kurungan penjara.
Sunhot memaparkan, para pelaku di luar daerah, sebelumnya datang ke Riau pada 28 Februari 2023.
"Pelaku ini sudah keliling ke Kuansing, Siak, Pelalawan untuk mencari sasaran tapi di sana tidak ditemukan atau pun membatalkan. Kemudian 4 Maret mereka gambar TKP. Mobil pengangkut uang dibuntuti dari mulai PT SSI sampai TKP," urai Sunhot.
"Mereka sudah menggambarkan bagaimana mereka melakukan (perampokan) sampai melarikan diri," jelas dia.
Lanjut Sunhot, 3 pelaku sipil yang ditangkap sesaat tiba di Riau, diajak untuk mencari dan menunjukkan barang bukti lainnya.
"Pada saat sampai di Riau, kami berusaha untuk mengumpulkan barang bukti lainnya seperti pakaian pelaku saat kejadian, kemudian casset tempat menyimpan uang, topi, sepatu.Tapi pada saat itu pelaku melakukan perlawanan terhadap petugas makanya kami beri tindakan tegas terukur," sebut Sunhot.
Disinggung apakah para tersangka ada kaitannya dengan aksi perampokan lainnya di Riau, Sunhot menjawab hal tersebut masih didalami oleh pihaknya.
Sebelumnya, terkait informasi adanya keterlibatan oknum TNI dalam aksi perampokan ini, tribunpekanbaru.com mencoba melakukan konfirmasi kepada Komandan Korem (Danrem) 031 Wira Bima Brigjen TNI Parlindungan Hutagalung.
Jenderal TNI AD berpangkat bintang satu itu pun tak menampik hal tersebut.
"Masih dalam tahap pengembangan di Denpom (Pekanbaru)," ucap Brigjen Parlindungan, Senin (13/3/2023).
Dalam peristiwa perampokan ini, seorang petugas pengisian uang ditembak oleh pelaku di bagian perut.
Peristiwa perampokan bermula saat ada 3 orang tak dikenal datang ke lokasi.
2 orang menunggu di luar. Sementara 1 orang, masuk ke dalam gerai ATM.
Pelaku yang masuk ke dalam ini, berpura-pura hendak mengambil uang.
Namun petugas yang tak curiga, mempersilakan pelaku menunggu karena sedang dilakukan pengisian uang terlebih dahulu.
Tiba-tiba pelaku langsung mengeluarkan senjata api dan menembakkan ke arah saksi, namun senjata tidak meledak.
Seorang petugas berinisial DH, lantas dipukul oleh pelaku lainnya.
DH kemudian berupaya melarikan diri ke arah toko Indomaret meninggalkan rekannya yang lain.
Ketika itu, ia mendengar ada satu kali suara tembakan.
Setelah beberapa menit berselang, saksi DH kembali ke lokasi dan melihat seorang rekannya inisial KI, sudah berlumuran darah di dekat pintu masuk gerai ATM.
Sementara keterangan saksi petugas lainnya, inisial MA, saat terjadi keributan dirinya melihat seorang pelaku menembakkan senjata api ke arah rekannya, KI.
Para pelaku lalu kabur melarikan diri dengan turut membawa 1 casset ATM berisi uang.
Korban yang terkena luka tembak, selanjutnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis dan harus menjalani operasi pengangkatan proyektil.
( Tribunpekanbaru.com / Rizky Armanda )
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.